Jumat, 26 Oktober 2012

Akankah Lahir Sumpah Pemuda Kedua??


Sebagai pelanjut Bung Karno, Pak Harto memiliki khas dalam stabilisasi ekonomi dan politik melahirkan generasi-generasi yang taat akan hukum dan konstitusi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, selama 32 tahun memerintah, Negara RI sangat stabil di Asia dan pernah masuk salah satu Macan Asia disamping Jepang dan Korea Selatan. Generasi muda pada zaman Pak Harto diarahkan untuk menjadi pengusaha-pengusaha yang handal agar siap bersaing dengan negara-negara lain.

Pak Habibie sebagai pelanjut Pak Harto lebih menekankan kepada kualitas suatu bangsa berupa value added nilai tambah terutama pada Sumber Daya Manusia agar dapat mengelola kekayaan alam Indonesia yang besar ini menjadi lebih besar dan produktif dengan melahirkan produk-produk yang bermutu tinggi dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula. Pemuda-pemuda diarah untuk fokus terhadap nilai-nilai akademis.

Gusdur adalah tokoh yang penting dalam ke-anekaragaman, selama mendapatkan amanah sebagai mandataris MPR/DPR beliau memberikan terobosan untuk keadilan kemanusiaan terutama bagi minoritas, masyarakat Tionghoa salah satu masyarakat yang mendapatkan kedudukan yang penting sampai sekarang, yang sebelumnya dipinggirkan. Pemuda-pemuda saat itu diarahkan untuk menghormati dan menghargai ke-Bhinekaan Tunggal Ika, keragaman sosial ekonomi dan budaya bangsa.

Dalam pemerintahan Bu Mega menekankan pembangunan untuk wong cilik, memperhatikan masyarakat-masyarakat pinggiran yang termarjinalisasikan oleh perkotaan atau oleh kebijakan pusat maupun daerah. Generasi muda dalam masa pemerintahan Bu Mega ditempatkan untuk menjadi pembela-pembela wong cilik, seperti kaum miskin, yatim piatu dan lain-lain.

Sedangkan pada masa Pak Beye, generasi muda diarahkan untuk selalu mempertahankan 4 pilar Negara RI: Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (RI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pertanyaannya dengan fokus pembangunan seperti hal diatas  dan Sumpah Pemuda 1928 yang telah 83 tahun yang lalu dengan permasalahan seperti :
  1. masih banyaknya pembangunan yang tidak merata;
  2. masih banyaknya peraturan dan kebijakan pusat dan daerah yang tidak pro rakyat;
  3. masih banyaknya kemiskinan, susah mencari kebutuhan dasar yang murah;
  4. perlindungan TKI yang lemah;
  5. wilayah-wilayah terdepan yang berbatasan dengan negara-negara tetanga yang kurang diperhatikan;
  6. kebijakan impor yang tidak mendukung hasil pertanian dan industri kecil serta kemandirian bangsa;
  7. masih banyaknya pengangguran, kesempatan bekerja yang makin sempit;
  8. masih banyaknya koruptor dibanding orang yang bersih dan idealis.
Akankah Sumpah Pemuda 1928 kita abaikan begitu saja?
Siapa yang bertanggung jawab terhadap hasil yang telah sama-sama dibangun oleh pemimpin-pemimpin bangsa terdahulu?
Akankah lahir Sumpah Pemuda kedua? wallahu alam bisshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apa pendapat anda tentang blog ini....