Rabu, 26 Februari 2014

Bagaimana Menulis Program Video



Produksi sebuah program video selalu dimulai dari ide atau gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah naskah atau script. Naskah merupakan sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat sebuah program video dan televisi apapun bentuknya. Penulisan sebuah naskah program video dan televisi yang didasarkan pada sebuah ide biasanya mempunyai tujuan yang spesifik yaitu :
  • Memberi informasi (to inform)
  • Memberi inspirasi (to inspire)
  • Menghibur (to entertain)
  • Propaganda
Tulisan ini akan membahas tentang bagaimana menulis sebuah naskah untuk membuat program video  yang mencakup langkah-langkah yang perlu ditempuh, bentuk naskah, format program dan cara-cara penulisan naskah. Sebelum mempelajari lebih jauh tentang penulisan naskah program video, Anda terlebih dahulu perlu mengetahui fungsi naskah.

 

FUNGSI NASKAH

Sebuah naskah mempunyai peran sentral dalam produksi sebuah program video. Fungsi naskah dalam produksi program video adalah sebagai berikut:
  • Konsep dasar (basic concept)
  • Arah (direction)
  • Acuan (reference)
Sebuah naskah adalah ide dasar yang diperlukan dalam sebuah produksi program video. Kualitas sebuah naskah sangat menentukan hasil akhir dari sebuah program. Sebuah naskah pada umumnya berisi gambaran atau deskripsi tentang pesan atau informasi yang disampaikan seperti alur cerita, karakter tokoh utama, dramatisasi, peran/figuran, setting, dan property atau segala hal yang berkaitan dengan pembuatan sebuah program video.
Sebuah naskah pada umumnya diganakan sebagai dokumen yang dapat mengarahkan sutradara dan kerabat kerja (crew) dalam bekerja menyelesaikan produksi program video. Naskah sebuah program video berisi beberapa informasi tentang adegan yang melibatkan aktor, setting dan property. Sutradara dan kerabat kerja perlu mematuhi isi dan alur cerita yang terdapat dalam sebuah naskah
Sebuah naskah dapat digunakan sebagai referensi oleh sutradara dan kerabat kerja untuk mewujudkan sebuah ide atau gagasan menjadi sebuah progam video yang komunikatif. Semua upaya kreatif dalam produksi dari sutradara dan kerabat kerja harus mengacu kepada sebuah naskah.


LANGKAH-LANGKAH PENULISAN NASKAH
Langkah penulisan sebuah program video biasanya terdiri dari serangkaian kegiatan yaitu :
  • Merumuskan ide
  • Riset
  • Penulisan outline
  • Penulisan sinopsis
  • Penulisan treatment
  • Penulisan naskah
  • Reviu naskah
  • Finalisasi naskah
Ide sebuah cerita yang akan dibuat menjadi program video dapat diambil dari cerita yang sesungguhnya (true story) atau non fiksi dan rekaan atau fiksi. Banyak sekali sumber ide yang dapat dijadikan inspirasi untuk menulis sebuah script video dan televisi. Misalnya, novel, cerita nyata, dan lain-lain. Film JFK merupakan contoh film yang digali dari peristiwa terbunuhnya salah seorang presiden termuda di Amerika Serikat. Oliver Stone, penulis sekaligus sutradara menggunakan banyak sumber informasi untuk membuat film tersebut sehingga dapat bertutur secara objektif.
Riset sangat diperlukan setelah Anda telah menemukan sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah program. Riset dalam konteks ini adalah suatu upaya mempelajari dan mengumpulkan informasi yang terkait dengan naskah yang akan ditulis. Sumber informasi dapat berupa buku, koran atau bahan publikasi lain dan orang atau narasumber yang dapat memberi informasi yang akurat tentang isi atau substansi yang akan ditulis.
Setelah memahami hasil riset atau informasi yang terkumpul, anda dapat membuat kerangka atau outline dari informasi yang akan Anda tuangkan menjadi sebuah script. Outline pada umumnya berisi garis besar informasi yang akan Anda akan tulis menjadi sebuah script.
Langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis atau deskripsi singkat mengenai program yang akan Anda tulis. Sinopsis dan outline akan membantu memfokuskan perhatian Anda pada pengembangan ide yang telah Anda pilih sebelumnya. Penulisan sinopsis harus jelas sehingga dapat memberi gambaran tentang isi program video atau televis yang akan kita buat.
Menulis naskah harus didasarkan pada rencana yang telah dibuat yang meliputi outline, synopsis dan treatment. Seorang penulis harus memiliki kreatifitas dalam mengembangkan treatment menjadi sebuah naskah. Treatment yang ditulis dengan baik merupakan fondasi yang kokoh yang diperlukan untuk menulis sebuah naskah. Sebuah treatment harus berisi deskripsi yang jelas tentang lokasi,waktu, pemain, adegan dan property yang akan direkam ke dalam program video. Treatment juga menggambarkan tentang sistematika atau sequence program video atau televisi yang akan diproduksi.
Penulisan sebuah naskah harus didasarkan pada treatment yang dibuat. Walaupun dalam menulis naskah penulis dapat melakukan perubahan, tapi sebaiknya perubahan yang dilakukan tidak merupakan perubahan yang bersifat substantif. Perubahan sebaiknya bersifat kreatif dan tidak mengubah substansi program. Oleh karena itu treatment harus kokoh dan jelas. Dalam menulis Penulis harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan naskah yang benar.
Draf naskah yang telah selesai ditulis perlu ditelaah untuk melihat kebenaran substansinya dan juga cara penyampaian pesannya. Draf naskah harus ditelaah oleh orang yang mengerti substansi isi program (content expert) dan ahli media (media specialist).
Finalisasi naskah merupakan langkah akhir sebelum naskah diserahkan kepada produser dan sutradara untuk diproduksi. Naskah final merupakan hasil revisi terhadap masukan-masukan yang diberikan oleh content expert dan ahli media.

BENTUK PROGRAM
Bentuk program dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau isi program kepada pemirsa (audience). Bentuk program yang digunakan untuk menayangkan program video dan televisi sangat beragam yaitu:
  • Drama
  • Dokumenter
  • Talk show
  • Demo
  • Musikal
  • Quiz
  • Features

 

Drama

Inti dari sebuah program video dan televisi bebentuk drama adalah adanya konflik dari orang – orang yang terlibat (pelaku) di dalamnya. Program berbentuk drama biasanya dimulai dengan mengenalkan karakter dari orang – orang yang terlibat di dalamnya yang kemudian diikuti dengan konflik yang dibangun secara dramatik yang melibatkan para pelaku tersebut. Konflik ini biasanya diselesaikan pada akhir cerita. Penyelesaian konflik pada akhir cerita dapat berupa happy ending atau sebaliknya.

 

Dokumenter

Dokumenter adalah program yang bercerita tentang suatu peristiwa yang telah berlangsung sebelumnya. Contoh film dokudrama yang kita kenal adalah Pengkhianatan G-30S PKI yang digarap oleh sutradara Arifin C. Noer, Pearl Harbour karya Jerry Bruckheimer dan JFK yang ditulis dan disutradarai oleh Oliver Stone. Film tersebut merupakan contoh – contoh film yang dikemas dengan menggunakan bentuk dokumenter.

Talk Show

Program talk show adalah program yang menampilkan pembicara, biasanya lebih dari satu orang, untuk membahas suatu thema atau topik tertentu. Program dengan format talk show biasanya dipandu oleh seorang moderator. Agar program talk show dapat menarik perhatian audience maka pembicara yang terlibat di dalam program harus memiliki latar belakang yang berlainan, pro dan kontra, terhadap topik yang dibahas.

 

Demo

Contoh program berbentuk demo adalah program masak memasak atau membuat kue dan tip otomotif. Program demo biasanya membahas resep atau cara yang dipraktekan secara procedural - tahap demi tahap. Melalui program berbentuk demo, pemirsa dapat mempelajari dan menerapkan suatu keterampilan (skill).

 

Musikal

Program musikal merupakan program yang menampilkan acara musik dan tarian sebagai hiburan. Tentunya Anda sering melihat program musikal yang ditayangkan di stasiun televisi. Banyak kemasan program yang digunakan oleh produser televisi untuk menayangkan program musikal. MTV program misalnya selalu menayangkan klip-klip video musik dari penyanyi terkenal untuk pemirsa kaum muda.

 

Quiz

Bentuk program lain yaitu quiz. Saat ini kita dapat melihat banyak sekali program TV yang berbentuk quiz. Program berbentuk quiz biasanya berisi tantangan yang melibatkan pesertanya atau bahkan pemirsa untuk menjawab tantangan tersebut. Peserta yang berhasil menjawab tantangan akan memperoleh reward (hadiah) sebagai imbalan. Contoh program berbentuk quiz yang sangat dikenal yaitu Berpacu dalam melodi yang mengharuskan kontestan atau peserta menebak judul atau pencipta sebuah lagu berdasarkan penggalan nada yang dimainkan. Sekarang ini banyak quiz interaktif yang memeneri kesempatan audience terlibat langsung dengan program yang ditayangkan.

 

Features

Features merupakan program yang berisi segmen-segmen yang dikemas dalam bentuk penyajian yang bervariasi. Sebuah program berbentuk features biasanya membahas suatu topik yang menarik dengan menggunakan beberapa bentuk penyajian atau pendekatan program.


BENTUK NASKAH
Bentuk naskah dapat diklasifikasikan berdasarkan kelengkapan informasi yang terdapat didalamnya yaitu:
  • Kerangka naskah (Rundown script)
  • Semi naskah (Semi script)
  • Naskah penuh (Full script)
Rundown script adalah naskah yang berisi hanya garis besar (outline) dari informasi yang akan disampaikan kepada pemirsa. Sebuah rundown script pada umumnya memerlukan improvisasi dari presenter atau ahli (expert) yang akan muncul didalam program. Semi script adalah naskah yang sudah lebih rinci dari pada rundown script. Sedangkan full script adalah adalah naskah yang berisi informasi lengkap dan rinci tentang program yamg akan diproduksi. Dalam sebuah full script terdapat informasi yang rinci tentang pelaku, adegan. Setting dan property.

Daftar Pustaka
Swain, D.V. dan Swain, J.R. (1988). Film Scriptwriting : A Practical Manual. Boston : Focal Press.
Brady, J. (1981) The Craft of the Screenwriter. New York : Simon & Schuster.
Blum, R.A. (1984). Television Writing from Concept to Contract. London : Focal Press
http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/widyo/2007/10/24/bagaimana-menulis-program-tvvideo/

Fungsi Pers Dalam Pendidikan




Salah satu fungsi pers yang tertuang pasal 3 Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 1999 sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan control sosial. Dalam menjalankan fungsi ini tentu pers diharapkan mampu menyampaikan informasi yang bersifat mendidik.

Namun, fungsi ini terkadang masih dikesampingkan oleh kalangan perusahaan pers, lantaran tuntutan bisnis dan persaingan pasar. Lantas apa yang harus dilakukan masyarakat termasuk peserta didik menanggapi masalah ini. Caranya, kalangan pelajar  (peserta didik) betul-betul tahu dan dapat menentukan bahan bacaan dan tontonan yang tepat dan bermanfaat.

Saat ini perusahaan pers memang mengarah pada prospek bisnis, agar produk pers laku di pasar hingga perusahaan pers  bisa hidup layak dan mandiri.

Dengan hidup dari pasar, pers dapat melaksanakan fungsinya yang maksimal sebagaimana dikehendaki oleh UU No 40 tahun 1999 tentang Pers. Untuk dapat hidup dari pasar,  maka para pelaju jurnalis harus kreatif dan berlomba menciptakan inovasi-inovasi, guna mencari mangsa pasar tersendiri. Mereka tentu berharap apa yang disampaikan dapat menarik minat masyarakat untuk menyaksikan, membaca maupun mendengarkan.

Fenomena tersebut merupakan bentuk kreativitas pers dalam mengembangkan fungsinya sebagai media hiburan. Hal ini memang sudah terbilang kebablasan. Karena kreativitas dari kretativitas dan inovasi dari fungsi pers sebagai media hiburan, terkadang berbenturan dengan  fungsi pers lainnya, terutama fungsi pendidikan.

Yang harus dilakukan masyarakat termasuk pelajar (peserta didik) adalah bisa memilih media massa yang tepat dalam memuat informasi, dan infromasi  yang disajikan bermanfaat, dan ada kaitannya dengan dunia pendidikan.

Karena Pers selain berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, juga sebagai media informasi, kontrol sosial dan lembaga ekonomi.

Salah satu peranan pers sebagai media pendidikan, pers harus mampu meningkatkan minat baca masyarakat, terutama pelajar. Meningkatkan minat baca harus dibarengi dengan memberikan informasi yang berkualitas dan sesuai dengan yang dibutuhan masyarakat, dalam hal ini pelajar (peserta didik).

Jika pelajar (peserta didik) sudah tinggi minat bacanya, maka generasi muda Indonesia akan mampu menggali dan manampung banyak informasi. Dengan banyak informasi dan pengetahuan maka pelajar kreativ, inovasi sehingga peserta didik akan mampu lebih kritis dalam menganalisa perkembangan dunia ke depan.

Dengan cara ini, media mampu membantu untuk melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mampu hidup mandiri. Itu artinya, media mampu menggiring masyarakat dan generasi muda untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia yang sebenarnya. seorang pers bukan karena gantungan aidicatnya yang menghiasi lehernya, yang tujannya agar orang tahu bahwa dirinya seorang pers, dan kadang kala pers  oleh oknom tertentu dijadian sebagai mata pencaharian sehari-hari, tanpa mengedepankan 6m, mencari, memperoleh, memliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi, mereka kadang kala Cuma banyak silaturrohmi kepada instansi-instansi, kepada kepala desa dan kepada sekolah-sekolah yang ujung-ujungnya hanya minta uluran tangan dengan kata kerennya "mohon partisipasi"

Sumber:  Jatim expose

Senin, 10 Februari 2014

Memahami Undang-undang No.19/2002 Tentang Hak Cipta



Penggunaan foto tanpa ijin di ranah maya semakin marak. Yang menyedihkan, kebanyakan dari kasus ini adalah buah dari ketidaktahuan dan ketidak pedulian, kalau tidak ingin disebut “kebodohan”. Jika kita tidak bisa berharap dari pihak pencuri untuk dengan sadar meminta ijin sebelum menggunakan foto-foto yang bukan miliknya, kita sendiri sebagai pemilik karya selayaknya lah memahami seberapa jauh hukum melindungi karya kita. 



UU No. 19/2002 Tentang Hak Cipta, UU ini dengan kuat melindungi ciptaan dan kepentingan pemiliknya. Mari pahami UU ini agar kita dapat membuat keputusan yang tepat dan terhindar dari tindakan yang kontra produktif.
Intinya:
  • UU No. 19/2002 ini sangat melindungi setiap ciptaan, di mana hak atas karya cipta sudah melekat pada hasil karya begitu ia diciptakan. Sehingga tidak perlu lagi didaftarkan seperti UU sebelumnya. Hanya masalah pembuktian saja jika ada pelanggaran hukum.
  • Hak Cipta berlaku pada ciptaan yang sudah dipublikasikan maupun belum/tidak dipublikasikan, dalam bentuk dan media apapun, termasuk bentuk dan media elektronik, dan ini artinya termasuk situs web.
  • Pelanggaran hak cipta digolongkan sebagai tindak pidana, bukan lagi perdata. Sehingga dia bukan lagi merupakan delik aduan yg harus menunggu laporan seseorang yang dirugikan. Tapi seperti halnya maling ayam, begitu ketahuan, siapapun boleh melaporkannya atau jika polisi kebetulan memergoki bisa langsung ditindak.
  • Sangsi bagi pelanggaran hak cipta cukup berat: penjara hingga 7 tahun dan/atau denda hingga 5 milyar Rupiah! Perhatikan kata “dan/atau”, jadi sangsi ini bisa berlaku dua-duanya.
  • Hak cipta berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah Pencipta meninggal dunia.
·         Ciptaan yang dillindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup:
1.      buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
2.      ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
3.      alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
4.      lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
5.      drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
6.      seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
7.      arsitektur;
8.      peta;
9.      seni batik;
10.  fotografi;
11.  sinematografi;
12.  terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan

Kesimpulan:
Setiap pemilik hasil karya yang sah, posisinya sangat kuat ketika ia merasa dirugikan karena dicuri karyanya.

Apa itu POSTER




1. Pengertian
a. Poster adalah lembaran pengumuman atau iklan yang dipasang di tempat yang biasanya disertai gambar
b. Menurut KBBI : Poster adalah plakat yang dipasang di tempat umum (berupa pengumuman) dengan dan tulisan gambar yang mencolok.

gambar : Karya Isrol, pada bulan Maret telah meramaikan Pameran Pelarangan Buku di TIM


2. Tujuan Pembuatan Poster
Agar sesuatu yang ada dalam poster itu dapat diketahui umum dan membuat masyarakat umum tertarik untuk membeli, memakai, menghimbau atau mengikuti isi poster tersebut.

3. Ciri-ciri Poster
  • Bahasa poster singkat, jelas, efektif, komunikatif, informatif dan menarik perhatian pembaca.
  • Bahasa poster bersifat persuasif.
  • Biasanya poster dilengkapi : gambar, warna, foto/ilustrasi
  • Terdapat kata-kata ajakan yang tersurat.
4. Pemasangan Poster
  • Biasanya di tempat umum, seperti : terminal, stasiun, pasar, rumah sakit, dsb.
  • Ditempelkan di dinding/tembok.
  • Dipasang di pinggir-pinggir jalan
 5. Prinsip Pemasangan Poster
  • Kalimat dan gambar yang dipilih sesuai dengan tujuan penulisan poster.
  • Kalimat dalam poster bertujuan mempengaruhi sehingga harus menggunakan kata yang menarik.
  • Kata-kata yang digunakan singkat dan padat agar orang lebih mudah mengingat dan mudah memahaminya dalam waktu singkat.
  • Dilengkapi dengan gambar agar dapat diketahui khalayak dengan cepat dan menarik. Gambar akan mendukung kalimat poster sehingga tidak perlu kalimat yang banyak (gambar sudah mewakili poster).
6. Jenis-jenis Poster
  • Poster Niaga
  • Poster Kegiatan
  • Poster Penerangan atau Pendidikan
  • Poster Hiburan
 7. Langkah-langkah Menyusun Poster
  • Menentukan topik/tujuan
  • Merumuskan pesan/amanat
  • Merumuskan kalimat yang menarik, singkat, padat, dan jelas
  • Kalimat yang persuasif, membujuk, dan memiliki daya sugestif

  Sumber: dari berbagai sumber