Minggu, 11 Desember 2011

Grand Opening Sky View Resto & Lounge, Jl. Sersan Bajuri Km 3,8 Area Kampung Gajah Wonderland Bandung., Bandung, Indonesia


event ini akan di awali oleh beberapa kompetisi di antaranya adalah :
1. Live Music Performance Madley,
2. Modern Dancer,
3.Modelling Fashion,
3. Photo Genic Live Photografer,
5. dan DJ – FDJ


pendaftaran utk peserta kompetisi di Radio JAYAGIRI

Biaya Pendaftaran :
1. Band Rp. 150.000,-
2. Modern Dance Rp. 150.000,-
3. Modelling Fashion Rp. 100.000,-
4. Foto Genic Live Rp. 100.000,-
5. DJ - FDJ Rp. 300.000,-

Buruannn daftar peserta terbatas......!!!!!

Jumat, 03 Juni 2011

Membangun News Room

Besar kecilnya news room di dalam radio siaran, sangat tergantung pada kebutuhan dan jangkauan yang hendak dicapainya. Bisa jadi meski struktur news roomnya belum lengkap, proses pencarian dan penyajian berita tetap bisa dijalankan dengan baik.
Sebagai acuan, berikut ini adalah struktur organisasi sebuah news room:

News Director
Karena memegang posisi tertinggi dalam pemberitaan, news director paling tidak harus memiliki pengalaman luas dalam hal pemberitaan, memiliki kemampuan administrasi dan pengalaman mensupervisi. sehari-hari, news director bertugas untuk memberikan persetujuan dan mengawasi proses pembuatan dan pemilihan berita dan memimpin rapat redaksi. News director mempertanggung jawabkan penyajian berita kepada management. Isi dari pertanggungjawabannya sudah tentu adalah berita yang disajikan.

News Editor
News editor bertanggungjawab untuk mengawasi dan memilih berita-berita yang masuk dan akan disiarkan, mulai dari bentuk berita, isi berita, jumlah berita, susunan berita, alur penyampaian sebuah berita, memilih berita yang akan dijadikan sebagai headline hingga waktu yang tepat untuk menyampaikan berita tersebut. Dalam kesehariannya News editor bekerjasama dengan koordinator liputan, penulis berita atau scriptwriter dan penyiar. News editor juga bertugas untuk memberikan pengarahan kepada koordinator liputan sehingga bisa didapatkan gambaran berita seperti apa yang ingin disiarkan, mulai dari pemilihan angle hingga target narasumber yang akan diwawancarai. Seorang News editor dituntut untuk memiliki pemahaman tentang keradioan, jurnalistik radio, dan tekhnik produksi.

Koordinator Liputan / Koordinator Reporter
Koordinator liputan bertanggung jawab atas semua yang akan diliput dan diberitakan. Mulai dari membagi tugas liputan, melakukan briefing kepada reporter mengenai target-target berita yang harus didapat, memantau proses peliputan melalui komunikasi yang selalu dilakukan dengan reporter di lapangan, memberikan solusi atas kesulitan yang dihadapi reporter di lapangan.

Reporter
Tugas reporter seperti yang kita ketahui adalah mencari berita dilapangan sesuai dengan arahan dari News eitor dengan panduan koordinator liputan. Jika ada kesulitan dilapangan, reporter sebaiknya jangan mengambil keputusan sendiri agar berita yang diliput tidak ditolak hanya karena tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu reporter harus selalu melakukan komunikasi dengan koordinator liputan, apakah itu rencana untuk melakukan manuver pertanyaan, manuver angle berita maupun penggantian narasumber. Untuk radio yang memiliki jumlah Reporter cukup banyak, bisa menempatkan reporter-reporternya sesuai dengan pos-pos / sektor yang sudah ditentukan, misalnya ekonomi, politik, kriminal, dan lain sebagainya.

Sriptwriter
Scriptwriter bertugas untuk membuat berita baca, baik yang bersumber dari laporan reporter ataupun sumber-sumber lain yang disetujui oleh news editor. Scriptwriter harus menguasai kaidah-kaidah penulisan berita dan penulisan materi kata, antara lain seperti menguasai prinsip penulisan berita radio yang KISS (Keep It Short and Simple) dan penggunaan bahasa tutur.

Pembaca Berita / Newscaster
Lini akhir dari sebuah news room bermuara pada newscaster. Untuk bisa menyampaikan berita dengan baik, seorang penyiar harus memiliki kemampuan lebih dari sekedar membaca naskah berita. Seorang newscater harus menguasai apa yang akan disampaikannya, baik itu berita baca maupun laporan reporter yang harus dihantarkannya kepada pendengar. Jadi, selain menjadi penyiar yang baik, seorang newscaster harus menguasai materi berita.

Di dalam sebuah radio, biasanya struktur organisasi News Room memang tidak setegas dan serumit ini. Bisa saja beberapa fungsi dirangkap oleh seorang petugas. Misalnya, program director merangkap sebagai news editor sekaligus koordinator reporter, atau seorang penyiar merangkap sebagai reporter dan scrptwriter. Namun jika petugas tersebut sudah mulai nampak kewalahan dengan fungsi-fungsi yang dijalankannya, jangan sampai terlambat untuk menambah jumlah personil, agar kualitas berita yang kita sajikan bisa tetap terjaga dengan baik.

Teknik Penulisan Naskah Radio

Meskipun merupakan media audio, naskah dan berita radio tidak lepas dari tulis menulis. Hanya saja teknik dan bentuk tulisannya sangat berbeda dengan pembuatan naskah berita media cetak.

Karena radio mengandalkan telinga pendengar yang kemampuannya terbatas, maka tulisan yang disampaikan harus singkat namun jelas. Dalam teori penulisan berita radio, disebut KISS – Keep It Short and Simple. Agar tidak kaku dan enak didengar, untuk menulis naskah berita radio harus menggunakan bahasa tutur atau bahasa percakapan.
Hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam menulis naskah dan berita radio adalah:
• jangan menggunakan kalimat majemuk
• jangan menggunakan kata-kata negatif
• jangan menggunakan kalimat pasif
• jangan terlalu banyak menggunakan angka-angka apalagi angka-angka rumit. jika terpaksa, harus disederhanakan dengan menggunakan kata ‘sekitar, berkisar, antara, kurang lebih’ dan lain sebagainya
• jangan terlalu banyak menggunakan singkatan
• jangan terlalu banyak memakai istilah asing
• untuk memudahkan penyiar / newscaster, tulis nama, angka atau istilah dalam bahasa asing sesuai cara bacanya. Misalnya: 270 ditulis duaratus tujuhpuluh. Writer ditulis wraiter, dll
• biasanya pangkat/titel/gelar tidak perlu digunakan, kecuali jika memang terkait erat dengan isi berita
• ingat, satu berita satu cerita, satu kalimat satu ide
• biasakan membuat lead atau kepala berita yang bisa menarik perhatian pendengar.
• durasi berita jangan terlalu panjang

Menulis berita online

Selama ini radio mengklaim bisa menjadi media yang tercepat dalam menyajikan berita. Statement ini memang didukung dengan proses produksi berita radio yang jauh lebih simple dibandingkan dengan media yang lainnya. Hanya dengan bermodalkan alat rekam dan telpon genggam, seorang reporter radio bisa menginformasikan sesegera mungkin sesaat setelah sebuah peristiwa terjadi. Penyiarannya pun bisa dilakukan kapan saja, dengan hanya mempertimbangkan tingkat urgency dan kepentingan dari laporan tersebut.

Namun belakangan ini, klaim sebagai media penyaji berita tercepat perlu dipertanyakan. Televisi, juga sudah melakukan hal yang serupa. Untuk berita-berita yang membutuhkan kecepatan, meski belum mendapatkan visualisasi televisi bisa menayangkan suara reporternya dilengkapi dengan tampilan foto sang reporter. Televisi juga sudah mulai berani memotong acaranya kapanpun jika ada informasi penting.

Selain televisi, yang lebih mendekati dengan proses dan kecepatan berita radio adalah media online. Website pemberitaan memiliki proses produksi yang tidak bebeda jauh dengan radio. Kapanpun, berita di website bisa diperbaiki, dilengkapi dan diperbaharui. Selain itu website berita memiliki kelebihan yang tidak dimiliki radio yaitu bisa dibaca berulang-ulang dan kapanpun oleh pembacanya.
Daripada adu cepat menyajikan berita, lebih baik radio merangkul internet. Berita yang kita siarkan, bisa sekaligus dimanfaatkan untuk mengisi website radio kita. Apalagi secara teori, menulis berita untuk media online tidak terlalu berbeda dengan menulis berita untuk radio, sehingga sekali proses produksi kita bisa mempersiapkan naskah untuk 2 media sekaligus, yaitu internet dan radio.

Menulis berita online:
1. Keep it short
Seperti halnya berita radio, berita di media online tidak perlu dibuat berpanjang lebar. Idealnya, panjang berita bisa dibuat antara 150 sampai 500 kata. Bahkan untuk berita terkini / updating news cukup dibuat sekitar 50 kata. Alasan pertama adalah untuk mengantisipasi kebiasaan peselancar dunia maya yang cenderung tidak tahan berlama-lama membaca naskah berita di layar komputer. Alasan kedua adalah untuk mengantisipasi kecenderungan pembaca internet yang lebih suka melakukan pencarian menggunakan kata-kata tertentu, sehingga semakin ringkas suatu berita isinya akan semakin mudah diserap oleh pembaca.

2. Keep it simple
Pembaca berita online juga cenderung mudah berpindah-pindah halaman. Mereka memerlukan informasi yang bisa dipahami dalam waktu singkat. Begitu pembaca merasa sulit memahami tulisan kita, mereka akan segera pergi untuk mencari informasi serupa dari situs yang lain. Untuk itu dalam pembuatan berita online diperlukan penggunaan kata-kata yang sederhana, tidak berbelit-belit dan mudah dipahami. Selain itu, perlu juga dihindari pengulangan kata dan hilangkan penggunaan kata-kata yang tidak perlu.

2. Easy to Update:
Internet memiliki keunikan yang mirip dengan radio, yaitu bisa membuat update berita kapanpun dan dalam waktu cepat. Dengan demikian, sebuah berita di media online bisa saja dibuat berkesinambungan, selangkah demi selangkah meskipun belum lengkap 5W + 1H-nya. Yang perlu diperhatikan adalah, berita terbaru diharapkan bisa melengkapi berita sebelumnya. Saat peristiwa yang diberitakan berakhir, sebaiknya dibuat sebuah berita lengkap yang merupakan kumpulan dari potongan potongan berita yang selama ini kita publikasikan.

3. Straight
Selain naskah yang singkat dan padat, penulisan berita online sebaiknya menggunakan tidak terbiasa berlama-lama di satu halaman Pembaca berita online tak terlalu memperhatikan bahasa yang mendayu-dayu, namun yang diperhatikan adalah kata-kata tertentu yang menonjol. Ingat mereka melakukan scanning! Jadi, kurangi pengulangan kata dan kata-kata yang tak perlu dihilangkan saja.


Cara Mudah Menulis Berita Online
Saat ini banyak radio yang memiliki website. Biasanya, website radio berisi profil perusahaan, data komersial, data penyiar dan tangga lagu atau berbagai hal lainnya. Bagi radio berita, biasanya mereka juga melengkapi websitenya dengan berita online. Apakah menulis berita online sama seperti menulis berita untuk radio? Kali ini saya ingin membagi kiat menulis berita online sederhana agar bisa langsung dipraktekkan oleh rekan-rekan yang baru mulai belajar membuat berita online.

Riset
Lakukanlah riset untuk mencari data berkaitan dengan apa yang terjadi, sebelum memutuskan siapa yang akan kita wawancarai berkaitan dengan peristiwa tersebut.

Wawancara
Orang pertama yang perlu kita wawancarai adalah pakar atau pengamat yang memiliki data terlengkap tentang fakta yang terjadi. Rencanakan wawancara dengan menulis pertanyaan-pertanyaan yang akan kita ajukan ke narasumber.

Ingat 5W 1H
Selalu tanyakan Apa (what) yang terjadi? Siapa (who) yang terlibat? Dimana (where), kapan (when) dan mengapa (why) hal tersebut bisa terjadi. Kita juga bisa menanyakan Bagaimana (how) hal tersebut terjadi? Kita bisa melakukan wawancara melalui telepon, namun akan lebih baik jika kita bisa bertatap muka langsung dengan narasumber.

Setelah kita mendapatkan informasi dari pakar / pengamat yang memiliki fakta tentang peristiwa yang terjadi, kita bisa mencari opini dengan mewawancarai mereka yang terlibat dalam peristiwa itu. Jangan lupa, kita tetap harus mengingat prinsip ‘cover both side’. Dengan data yang kita dapat dari hasil beberapa wawancara, kita siap merangkai sebuah laporan.

Berita dalam 5 kalimat
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peselancar dunia maya tidak bisa bertahan terlalu lama di sebuah halaman website. Untuk itu, sebuah berita di internet sebaiknya ditulis dengan singkat. BBC menganjurkan berita online yang sederhana cukup dibuat dalam 5 kalimat.

Kalimat pertama menceritakan fakta kunci dari sebuah peristiwa: apa yang terjadi, siapa yang terlibat, dimana dan kapan terjadi.

Kalimat kedua bisa berisi opini dari mereka yang terlibat dalam peristiwa ini. Jangan lupa untuk memberikan tanpa petik saat menulis pendapat orang yang kita wawancarai.

Kalimat ketiga bisa berisi tentang pendapat dari sisi yang berseberangan untuk menjaga agar berita kita tetap berimbang.

Kalimat keempat kita bisa memberikan sejumlah fakta pendukung yang berasal dari hasil wawancara kita dengan pakar / pengamat.

Kalimat kelima adalah kesimpulan dari peristiwa yang kita beritakan.
Selalu baca ulang berita yang kita tulis untuk memastikan agar tidak terjadi kesalahan.

Jika kita ingin membuat tulisan yang lebih panjang, kita bisa memasukkan cuplikan-cuplikan wawancara, penjelasan atau pendapat orang-orang yang kita wawancarai.
Setelah selesai, tentukan judul / kepala berita dari tulisan kita ini. Banyak yang berpendapat, judul ditentukan di awal penulisan. Namun sebenarnya kita akan lebih mudah menentukan judul berita setelah kita selesai menulis, dimana pada saat itu kita telah mengetahui apa sebenarnya yang terjadi dan apa yang menarik untuk kita jadikan sebagai judul berita.

Foto dan pelengkap
Kita dapat menambahkan satu atau dua foto dalam berita kita. Seperti halnya judul / kepala berita, foto yang kita tampilkan diharapkan bisa mewakili seluruh peristiwa yang ingin kita sampaikan. Jangan lupa menambahkan keterangan, siapa orang yang ada di dalam foto kita. Selain foto, kita juga bisa menambahkan beberapa link ke website-website lain yang mendukung laporan kita.
Setelah semuanya siap, berita bisa di-upload ke website radio kita. Selamat mencoba.

Era Baru Radio Berita

Baru menikmati udara bebas pasca reformasi 98, radio berita saat ini harus berpikir keras untuk menarik pendengar yang hanyut diterjang banjir informasi. Tidak bisa dipungkiri, jumlah radio saat ini bertambah banyak dengan berbagai pilihan format siaran, demikian juga media lain pun banyak bermunculan, mulai tv nasional dan lokal, banyak pilihan tv berlangganan, koran nasional dan lokal, hingga internet mulai dari portal berita sampai blog dan social media yang memungkinkan semua orang dengan mudah mengakses informasi dan menjadi publikator berita serta jurnalis warga.

Beberapa tahun lalu, radio masih menjadi salah satu sumber informasi, terutama di daerah. Pada saat itu, kita menyajikan berita dengan runtut, komplit dilengkapi suara narasumber dan sebagainya. Namun sekarang, apakah radio cukup hanya menyajikan informasi dalam bentuk yang sama seperti beberapa tahun lalu? Jawabnya tidak. Mungkin hal ini belum terjadi, tapi besar kemungkinan akan terjadi. Keunggulan radio menyajikan informasi dengan cepat yang tak terpungkiri, saat ini telah tersaingi oleh kecepatan berita internet. Kondisi ini memaksa kita untuk tidak bisa berlama-lama bermain di kolam yang sudah keruh dengan menyajikan konten berita dalam kemasan baru.

Seiring dengan perubahan lingkungan dan kebiasaan pendengar, radio berita harus keluar dari tatanan berita yang konservatif. Sebenarnya pilihan bagi sebuah radio berita tidak hanya sekedar menjadi yang terlengkap dan tercepat. Kita bisa memberikan laporan mendalam, mengambil sudut pandang berbeda, mengemasnya dalam bungkus yang lebih “entertaining” dan lain sebagainya. Kita pelu memikirkan konten acara berita dari sudut pandang “need” pendengar, hindari menyajikan informasi dari “maunya” kita. Perlu kita ingat, bahwa tidak semua pendengar membutuhkan informasi yang sama. Perbedaan demografi dan psikografi pendengar mempengaruhi kebutuhan berita mereka.

Sebagai pelengkap kita juga bisa memanfaatkan situs social media yang ada, seperti menyediakan fasilitas on demand baik di website, blog maupun facebook, melengkapinya dengan berbagai hal yang tidak tersentuh oleh radio atau media lain, hingga membiarkan pendengar melengkapinya menjadi sebuah informasi yang lebih utuh. Melalui kolaborasi dengan new media, kita bisa melengkapi siaran berita kita dengan apapun mulai dari text, audio hingga visual baik foto, maupun video serta berbagai tambahan informasi dari pendengar. Bahkan dengan menggunakan twitter, informasi yang kita sampaikan telah mengabaikan aturan 5w 1h dan menganut aturan 140 karakter. Berbagai hal inilah yang tanpa disadari membuat radio keluar dari tatanan berita yang konservatif.

Sudah bukan jamannya lagi pendengar dipaksa duduk manis mendengarkan buletin berita dalam durasi yang panjang. Berita radio bukanlah sekedar berita, melainkan informasi apapun yang diinginkan pendengar kita untuk didengar. Berkreasilah. libatkan pendengar dan jangan ragu untuk keluar dari jalur agar program berita di radio kita tetap dapat dinikmati.

Tips seleksi calon penyiar

Seleksi calon penyiar adalah pekerjaan yang sudah akrab dilakukan oleh para program director, manager siaran atau station manager sebuah radio. Dalam posting kali ini saya akan berbagi pengalaman menyeleksi penyiar radio. Semoga bisa bermanfaat, juga bagi anda yang berminat menjadi penyiar radio.

Kemampuan dasar yang harus dimiliki Broadcaster / Newscaster
1. Kemampuan vokal:
• memiliki kualitas vokal yang bagus, bulat dan tidak pecah
• memiliki artikulasi yang jelas
• bisa berekspresi melalui suara
• bisa memainkan intonasi suara
• bisa mengatur kecepatan bicara
• cukup memiliki kemampuan verbal

2. Kemampuan personal:
• suka bicara dan bisa menjadi pendengar yang baik jika berhadapan dengan narasumber / saat melakukan wawancara
• memiliki spontanitas yang baik
• memiliki kepekaan terhadap situasi
• mampu menjaga emosi, terutama pada saat siaran
• percaya diri saat berbicara / siaran
• memiliki rasa ingin tahu
• bisa berkonsentrasi
• memiliki sense of humor

Point-point ini bisa kita temukan di awal seleksi melalui wawancara dan mendengarkan rekaman calon penyiar. Perlu diperhatikan, kualitas vokal yang baik, suka berbicara dan suka mendengar tidak bisa dilatih. Seseorang yang tidak bisa memiliki kemampuan tersebut sulit menjadi seorang penyiar radio. Sedangkan pelamar yang bisa memenuhi kemampuan dasar, akan lebih mudah untuk dilatih menjadi penyiar yang baik.

RETELLING (Menulis untuk telimga)

Meskipun kita bekerja di radio, kita tidak akan lepas dari pekerjaan tulis menulis. Tidak mungkin seorang penyiar bisa menyampaikan materi siaran, informasi atau berita yang terdiri dari beberapa kalimat secara instan tanpa persiapan sebelumnya. Dan seorang penyiar akan nampak lebih siap jika saat siaran dilengkapi dengan naskah siaran.

Seringkali saya menggunakan istilah retelling atau ‘menuturkan ulang’ untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh scriptwriter maupun penyiar baik dalam penulisan naskah berita atau naskah siaran. Saat siaran, kita menuturkan ulang berita dan informasi yang kita dapat, serta menuturkan ulang ke pendengar apa yang ada dibenak kita. Bukan membaca ulang!

Kadang kita hanya mengajarkan penyiar untuk bisa siaran dengan baik, namun lupa mengajarkan bagaimana menulis naskah siaran yang benar. Bagaimana membuat tulisan untuk siaran radio?

Sejak kita sekolah, kita sudah mengenal tulis menulis. Namun, pada saat itu, kita diajarkan menulis untuk mata dimana kita menulis untuk dibaca orang lain dengan diam dan untuk kepentingan mereka sendiri, bukan untuk diucapkan. Sedangkan menulis naskah radio, adalah menulis untuk telinga. Dimana kita menulis sesuatu yang akan kita utarakan atau kita menulis sesuatu sebagaimana ingin kita dengarkan.
Mengapa harus ada perbedaan antara menulis untuk mata dan menulis untuk telinga? Jawabannya bisa diketahui jika kita memahami karakteristik dari kedua indra manusia ini dalam merespon kata-kata.

Mata
pada saat membaca dapat menampung beberapa kata dalam waktu yang bersamaan, bahkan melihat lebih dari satu baris kalimat sekaligus. Rata-rata pembaca dewasa hanya memerlukan waktu sepertiga detik untuk menangkap kumpulan kata yang dibacanya, berhenti sekitar seperempat detik untuk memahaminya, kemudian melanjutkan ke kelompok kata berikutnya. Jika ditengah perjalanan ada pengertian yang kurang dipahami, pembaca bisa kembali mengulang untuk melihat kelompok kata yang baru saja dibacanya.

Telinga
memahami kalimat yang didengarnya dengan menangkap arti kata per kata secara berurutan. Untuk bisa memahami makna dari perkataan yang didengarnya, pendengar harus menunggu sampai keseluruhan kalimat selesai dituturkan. Selain itu, jika ternyata tidak mengerti dengan pesan yang disampaikan, pendengar tidak bisa kembali melakukan pengecekan ulang atas kata-kata yang baru saja didengarnya.
Dengan demikian kita bisa ketahui, bahwa menulis naskah radio tidak bisa hanya sekedar menulis. Pada saat membuat naskah siaran, kita harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan sehari-hari yang mudah dipahami. Menulislah sambil mengucapkan apa yang kita tulis. Jangan takut untuk mengulang, mengganti kata atau mengganti kalimat yang terkesan tidak pas atau tidak enak diucapkan dan sulit diucapkan. Dengan menulis sambil mengucapkan, kita akan menghasilkan naskah siaran melalui conversational approach atau pendekatan percakapan, yang sangat disarankan dalam pembuatan naskah siaran radio.

LIMA KUNCI MENULIS UNTUK TELINGA
Menulis untuk radio, mulai dari naskah siaran, naskah iklan, naskah berita dan lain sebagainya, memiliki aturan yang berbeda dari menulis biasa atau menulis untuk media cetak. Menulis untuk radio adalah menulis apa yang ingin kita sampaikan dan dengarkan. Menulis untuk radio, adalah menulis untuk telinga.
Paling tidak terdapat 5 prinsip kunci yang perlu kita perhatikan untuk menulis naskah program radio.

1. diucapkan
Naskah radio bukan merupakan bahan bacaan tapi merupakan bahan ucapan yang akan disampaikan melalui suara penyiar. Jadi, isi tulisan sebaiknya menggunakan bahasa tutur yang biasa diucapkan sehari-hari. Dengan menggunakan kosa kata bahasa lisan, pendengar akan dengan mudah memahami artinya. Jangan takut untuk menggunakan kata-kata yang sama (pengulangan kata) asal penempatannya pas dan enak didengar. Gaya penyampaiannya harus alamiah, bukan dibuat-buat.

2. bersifat ‘sekarang’
Keistimewaan radio adalah kesegeraannya. Untuk itu penulisan naskah radio pun disarankan menggambarkan sesuatu yang sedang terjadi. Informasi yang disampaikan melalui radio sebagian besar bersifat langsung, begitu terjadi sesuatu bisa langsung disampaikan, meski tidak menutup kemungkinan penyiar menceritakan apa yang dialaminya diwaktu yang lalu.

3. pribadi
Sifat radio adalah personal. Meskipun pada waktu yang bersamaan yang mendengarkan radio jumlahnya bisa ribuan orang, mereka masing-masing mendengarkan sendiri-sendiri atau paling tidak dalam kelompok-kelompok kecil. Untuk itu, sebaiknya dalam naskah radio digunakan sapaan yang pribadi. Apa yang kita sampaikan bukan untuk masa dalam jumlah besar seperti saat berpidato, tapi lebih ke perseorangan. Radio adalah teman bagi pendengarnya, sehingga pada saat penyiar berbicara harus disampaikan seolah-olah berbicara dengan seorang teman.

4. didengar sekali
Sekali disiarkan, siaran radio tidak bisa diulang. Kecuali untuk program acara yang direkam, itupun baru bisa diulang jika memang ada jadual siaran ulang. Dengan demikian, harus disadari bahwa jika pendengar tidak paham dengan apa yang kita sampaikan, mereka akan mengalami kesulitan untuk mendengarkan ulang. Ingat, kita hanya memiliki sekali kesempatan untuk menyampaikan pesan kita ke pendengar.

Yang biasa membuat bingung pendengar:
- kalimat yang terlalu panjang
- penggunaan istilah-istilah tekhnis tanpa penjelasan
- terlalu banyak informasi yang disampaikan dalam satu kalimat
- ide / gagasan yang sulit dipahami

5. hanya suara
Suara adalah media kita untuk menyampaikan informasi kepada pendengar. Untuk itu jangan gunakan kata-kata yang kabur maknanya. Hindari kata-kata yang bunyinya berulang agar pendengar tidak bingung.
Misalnya: “Bangunan itu dibangun oleh kontraktor swasta” menjadi “Gedung itu dibangun oleh kontraktor swasta”

Hindari juga menggunakan kata-kata yang bunyinya mirip namun maknanya berbeda. Penggunaan tanda baca juga sangat penting. Seringkali terjadi, pada saat menyampaikan sesuatu, penyiar terhenti sejenak karena bingung hanya gara-gara penggunaan tanda baca pada naskah yang tidak tepat. Meski hanya sebentar, kesalahan ini akan diketahui oleh pendengar.
Misalnya: “Anjing mengejar orang gila” jika tidak ditulis dengan tanda baca yang benar, bisa menjadi: “Anjing mengejar orang gila//” atau “Anjing mengejar orang/ gila//”

Setelah naskah siaran selesai dibuat, bacalah dan ucapkanlah. Jika:
• tidak mudah dituturkan
• terdengar aneh
• tidak jelas / rancu
• terdengar kompleks / rumit

UBAHLAH sebelum terlambat.

Kamis, 19 Mei 2011

Tips Memaksimalkan Performance penyiar


A. Apa yang perlu dilakukan agar performa seorang penyiar semakin berkembang?
1. Jangan berhenti meningkatkan pengetahuan umum
Meningkatkan pengetahuan umum bisa dilakukan dengan membaca dan melihat, mulai dari buku, film, internet, dan apapun yang ada disekitar kita. Harus diingat, bahwa di mata pendengar, penyiar radio tahu segalanya.
2. Tidak ketinggalan infromasi dan berita
Seorang penyiar radio harus selalu update dengan apa yang saat ini terjadi. Cari dari segala macam sumber informasi dan berita. Apapun yang aktual, yang sedang ramai dibicarakan, yang terjadi, yang sedang jadi trend…apapun…!
3. Memiliki pergaulan yang luas
Dengan pergaulan yang luas, akan makin banyak yang kita serap dan makin banyak hal yang bisa kita pelajari. Perbanyak teman, perluas jaringan baik dari kalangan narasumber, target audience dan siapapun.
4. Memahami apa yang disuka dan tidak disuka oleh pendengar
Jika dianalogikan dalam dunia bisnis, penyiar adalah produsen dan pendengar adalah konsumen. Sedangkan produk yang ditawarkan adalah ‘air personality’ penyiar dan ‘show’ yang dibawakan penyiar dalam siaran. Agar ‘laku’ kita harus mengetahui apa yang disuka oleh pendengar. Untuk itu lakukan survey dan amati apa yang saat ini sedang disuka oleh pendengar. Penyiar harus ‘customer oriented’!
5. Mengenal industri radio secara umum
Know what you do. Bagaimana kita bisa berharap mendapatkan hasil yang maksimal, jika kita tidak memahami apa yang kita kerjakan. Semakin kita mengenal industri tempat kita berkarya, kita akan semakin memahami celah dan peluang untuk maju. Caranya mudah, banyak bertanya, banyak belajar.
Selain itu penyiar yang baik juga harus bisa siaran dengan gaya siaran yang menjadi ciri khas radio kita dan mengenal karakter target pendengarnya, serta harus patuh dan menjalankan aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh management.
Setelah penyiar paham apa yang perlu mereka lakukan untuk maju, kita harus tetap memonitor perkembangan mereka. Jangan bosan melakukan briefing, evaluasi, coaching dan menetapkan target untuk mendorong penyiar berkembang menjadi lebih baik.



B. Penyiar harus mengerti dan memahami apa yang diinginkan pendengarnya
Saya ingin manambahkan sedikit ilustrasi saat penyiar melakukan tugasnya. Dalam beberapa tulisan, saya setuju dengan cara penyampaian informasi oleh seorang penyiar secara one by one kepada pendengar. Artinya bahwa penyiar memvisualisasikan dirinya sedang berbicara kepada seorang pendengar atau sekelompok kecil pendengar, bukan kepada banyak pendengar saat berbicara atau menyampaikan informasi kepada pendengar. Hal ini bertujuan untuk menyentuh pendengar secara personal, dan bila ini divisualisasikan, bagi pendengar akan terasa bahwa penyiar sedang berbicara kepada diri pendengar. Dan pendengar pun akan merasa sedang diajak berbicara secara pribadi. Bagi seorang yang sudah menjadi penyiar, hal ini akan mudah dibayangkan.
Sentuhan pribadi bagi pendengar akan terasa nyaman, bila diperlakukan secara private, dan akhirnya dapat mensugesti pendengar dengan apa yang disampaikan seorang penyiar. Salah satu caranya adalah mengenal dan memahami target audience. Siapa yang diajak berbicara, dan apa yang sedang dibicarakan. Pemilihan kalimat untuk bertutur kata dalam penyampaian informasi secara personal juga dibutuhkan sense sendiri oleh penyiar. Dalam hal ini secara luas, bahwa perbaikan dari dalam diri penyiar ( akhlak, emosi, dan kepandaian mengolah kalimat ) sangat ditonjolkan. Bagaimana seorang penyiar akan bertutur kata yang baik, jika dalam diri penyiar tidak dapat diandalkan. Atau ke “actor” an seorang penyiar sangat diperlukan, untuk memperlakukan pendengar secara private, dan diharapkan dapat mensugesti pendengar.
Hal ini juga bermanfaat bagi seorang penyiar yang baru mengalami masa siaran. Biasanya akan grogi, karena dirinya membayangkan akan berbicara dengan banyak orang. Akan lebih mudah bila penyiar membayangkan dirinya sedang berbicara dengan seorang teman dekat yang sudah dikenalnya, tentunya dengan cara bertutur kata yang baik dan sesuai dengan rule perusahaan (bahasa siar, tempo/speed, dll).
Radio adalah produsen, dimana pendengar adalah konsumen. Seorang konsumen akan merasa nyaman bila diberikan service yang terbaik. Banyaknya competitor dalam dunia bisnis, dengan persaingan harga dan penawaran barang atau jasa yang inovatif, membuat konsumen pun pandai memilih produsennya. Dan jatuhnya pilihan konsumen salah satunya adalah service yang memuaskan. Pendengar akan memilih penyiar yang mampu memperlakukannya secara private. Mengerti dan memahami apa yang diinginkan, pun saat kita bertutur kata….

Catatan :

segala sesuatu dimulai dengan meniru (yang baik ataupun yang buruk), sama seperti di saat kita kecil dulu….iya kan?!
bagaimana bisa mendapatkan / menghapalkan / dan menggunakan vocabulary kata2 yang ada di dalam kepala untuk siaran memerlukan 1 hal, JAM TERBANG, tapi tentunya didukung oleh banyak items…
- kemampuan individu
- pengembangan diri
- berani salah dan bisa memperbaiki
- mengakui kesalahan diri sendiri
- dst / dll / dsb / etc.

meniru boleh, tapi setelah itu anda harus dapat menemukan “diri” anda sendiri untuk siaran, karena image diri anda-lah yang membedakan anda dengan individu lain di bumi ini…
jangan pernah puas dengan pujian…
belajarlah dari cacian dan masukan dari pendengar2 anda!!!!


KIAT MENJADI PENYIAR RADIO
Temukan suara emas (golden voice) Anda! Radio adalah suara (sound)! Media yang hanya bisa didengar (auditif). Suara (voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar.
Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.

A. WAWASAN
Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijami, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara.


B. SENSE OF MUSIC
Penyiar harus memiliki sense of music yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.


C. SENSE OF HUMOR
Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment).


D. BAHASA TUTUR
Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan. Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas:
a kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan
b menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).

Didalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo).


E. TAMPILKAN SUARA TERBAIK!

1. RILEKS!
Penyiar adalah “pemain sandiwara” (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik.

Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, “Relax, fool, relax!” Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti.


2. ATUR NAFAS!
Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus.

Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu.

Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dana dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra.

Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara.


3. VISUALISASI!
Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) –karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda— dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one one and eveyone!

Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah “benda mati” –komputer, mixer, dan sebagainya. Membentuk “mental image” tentang pendengar Anda sangat penting untuk siaran terbaik.

Berbicara kepada benda mati bukan saja tidak membangkitkan semangat (uninspiring), tapi juga tidak realistis. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang.
Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way).

4. TENTUKAN PILIHAN KATA!
Di radio, Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti yang Anda kemukakan. Di media cetak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka tidak pahami. Di televisi, ada bantuan visual untuk memperjelas berita. Tapi di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda.
Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan katak-kata mana yang menjadi kata kunci (key words) dan garisbawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat (inflection) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas. Biasanya, infleksi menaik kalau akan bersambung dan menurun jika akan berhenti.


5. KONSENTRASI!
Tidak ada pilot otomatis dalam siaran. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar.
Siaran yang baik membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi.


6. LATIHAN!
Best voice requires experimentation. Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat untuk mendorong tinggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebutuhan Anda. Mintalah bantuan teknisi.
Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap tubuh yang berbeda, kedekatan yang berbeda dengan mike, dan tingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda.
Bayangkan ragam pendengar dan lihatlah bagaimana “mental image” ini mempengaruhi penyampaian Anda.


7. BICARA KEPADA SATU ORANG!
Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya –membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang!

8. TEMAN AKRAB!
Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.

9. SMILE!
Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.

10. KONTAK MATA!
Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri!

11. GESTURE!
Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.

12. JEDA!
Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.

13. INFLEKSI!
Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.

14. MENGATASI GUGUP
Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?
1. Tarik nafas yang dalam – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak anda bekerja..
2. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff – body and smile
3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering.
4. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.
5. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.


15. TEKNIK VOKAL
Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality).


16. DIAFRAGMA!
Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak.

Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:
a. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
b. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
c. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
d. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada.


17. INTONASI
Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara. Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya.


18. AKSENTUASI!
Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”.
Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!


19. SPEED!
Gunaka kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan.


20. ARTIKULASI!
Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau nama-nama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi.


21. BE YOURSELF!
Keaslian (naturalness) suara harus keliar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.


22. CERIA!
Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer!


23. HANGAT!
Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.



Referensi:
“Radio Announcement: Finding Your Best Voice,” The College of Communication The University of Texas, http://www.utexas.edu/; “Broadcasters: Top 8 Ways To Sound Natural Reading From A Script” By Susan Berkley, http://greatvoice.com/; “Radio Broadcaster – Invest In A Voice Coach” By Rory McLeod http://ezinearticles.com/; “Five Tips for Overcoming Public Speaking Nerves” By Bronwyn Ritchie, http://ezinearticles.com/; dan buku ASM. Romli, “Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter” (Nuansa Bandung, 2005)


Dari Materi diatas sebenarnya Anda bisa menarik kesimpulan tentang “Modal apa yang
harus disiapin untuk jadi Penyiar?”

Pertama,
Kita harus disiplinkan diri agar bisa selalu berusaha menghibur Audience : jangan berfikir untuk jadi Penyiar jika Anda sulit menepati janji dengan orang atau sering berganti mood setiap hari. Kalau Anda mengalami kesulitan untuk mengendalikan ekspresi diri karena mood Anda mudah berubah-ubah bagaikan cuaca, lebih baik Anda kerja di balik computer ketimbang di studio siaran.


Kedua,
kita harus in-touch dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian Audience kita; dengan kata lain, kita harus “gaul” seperti mereka. Kalau ingin bekerja di radio otomotif, misalnya, biasakanlah diri dengan hobby mobil dan motor. Jika ingin menjadi pembaca berita di Metro-TV, biasakanlah mengkonsumsi berita setiap hari.


Ketiga
kita harus terbiasa disuruh-suruh sesuai tuntutan klien atau program. Dalam prakteknya tuntutan ketiga ini sangat bervariasi, misalnya Anda :
• Diberi jam siaran Minggu pagi, padahal Anda paling susah bangun pagi
• Harus mewawancarai seseorang yang Anda sangat tidak suka
• Dituntut memakai celana pendek saat jadi TV-host, padahal lutut Anda jelek
• Diminta diet drastis karena setelah melahirkan koq terlihat gemuk di kamera
• Dan berbagai contoh yang terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu.

Dengan kata lain, kalau Anda merupakan tipe orang yang cenderung membantah perintah atau setiap hari masih dibangunkan oleh Mama, maka sebaiknya Anda kerja di bank saja atau bikin perusahaan sendiri. Apalagi tugas sebagai Penyiar menuntut Anda bisa memenuhi keinginan Audience, no matter what the conditions and no matter who the Audience is.

Itulah tiga prasyarat yang menurut saya, Penyiar harus dipenuhi sebelum Anda dan siapa saja ingin mencoba menjadi seorang Penyiar (TV maupun Radio). Semuanya berasal dari diri sendiri, dan mengingatkan kita bahwa sebelum Stasiun TV/Radio atau Production House merekrut dan menseleksi Anda untuk sebuah programnya, pastikanlah bahwa Anda sendiri sudah punya sikap mental yang benar dan tangguh.

Radio Dan Internet


Banyak radio yang sudah memiliki website, namun apakah fungsi dari website radio hanya sebagai media promosi? Idealnya apa isi website tersebut agar bisa lebih mendatangkan manfaat?
Website sebuah radio antara lain bisa diisi dengan:

Non program:
• Visi dan misi perusahaan disertai profil pengelola.
• Data tekhnis radio dan tarif iklan. Akan lebih mempermudah jika disediakan fasilitas pemasangan iklan dan pengiriman materi iklan secara online.
• Arsip kegiatan-kegiatan off air yang pernah diselenggarakan.
• Testimonial klien yang pernah menggunakan jasa radio kita.

Program:
• Profil acara dan penyiar, lengkap dengan fasilitas agar pendengar bisa berinteraksi langsung ke dalam acara maupun dengan penyiar secara online.
• Radio streaming, untuk mengantisipasi pendengar yang sedang berada di luar jangkauan siaran.
• Podcast (atau bahkan videocast) acara, agar pendengar yang tidak sempat mendengarkan acara secara langsung bisa mendengarkannya melalui internet di waktu yang berbeda.
• Chat room dan forum, agar pendengar bisa saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya
• Jika memiliki acara berita, kita juga bisa memasukkan naskah berita / informasi yang disiarkan dan rutin memperbaharuinya
• Bisa juga menampilkan promo acara dan rencana kegiatan yang akan dilakukan, serta membuka halaman kritik dan saran.
Fasilitas-fasilitas yang ada dalam website bisa terus dikembangkan. Usahakan untuk melakukan update sesering mungkin, jangan sampai hanya dibuat kemudian ditinggalkan.

Selasa, 17 Mei 2011

Memenangkan Pendengar


Survey pendengar, hal yang tidak asing bagi orang radio. Melalui survey pendengar kita bisa mengetahui apa yang disuka dan diinginkan oleh pendengar hingga mengetahui kondisi persaingan antara radio kita dan kompetitor. Hasil survey membantu kita untuk mengatur langkah selanjutnya agar dapat memenangkan pasar pendengar.
Semakin ketatnya persaingan antar radio dan kebutuhan radio untuk mengetahui hasil survey yang lebih detail, menantang Arbitron – sebuah lembaga survey di Amerika untuk menciptakan sistem survey PPM – Portable People Meter yang dapat memberikan laporan berapa banyak orang yang sedang mendengarkan siaran kita secara langsung.

Meskipun sebagian besar orang radio sudah memahami, tidak ada salahnya jika melalui tulisan ini kita sedikit mengulang beberapa hal penting yang perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah pendengar:
01. Menyajikan content yang terbaik, menarik, baik lagu, informasi maupun berbagai program siaran yang menarik.

02. Berikan sesuatu yang baru secara rutin – lagu baru, acara baru atau berita baru.

03. Usahakan untuk memberikan kejutan, sesuatu yang tidak terduga, yang tidak biasa kepada pendengar kita sesering mungkin – paling tidak dalam setiap jam sekali. Pendengar ingin mendapatkan sesuatu yang tidak bisa didapatkannya di tempat lain.

04. Jadilah teman bagi pendengar secara personal, bukan secara massal – teori “you and me”. Akan menjadi masalah jika kita tidak bisa memahami bagaimana caranya menjadi teman bagi pendengar.

05. Pendengar ingin mengetahui kejadian apa yang sedang terjadi saat ini. Untuk itulah diperlukan adanya penyiar yang secara langsung bisa menyampaikan informasi-informasi aktual bagi pendengar.
http://www.blogger.com/img/blank.gif
06. Jangan buat pendengar bosan dengan basa basi, kata-kata, komentar-komentar dan obrolan tidak penting dari penyiar. Singkatnya, apa yang disampaikan oleh penyiar, meski hanya sekedar “DJ comment”, harus bermutu dan tidak bertele-tele.

07. Ciptakan ikatan emosional yang kuat dengan pendengar, buat mereka selalu tergerak untuk terus mendengarkan siaran kita. Berikan hiburan, tantangan dan menyatulah dengan pendengar. Be interactive!

sumber : http://radioclinic.com/memenangkan-pendengar/

TIP SIARAN BERITA DIRADIO

Pembawa acara berita radio (newsperson) mesti kredibel, berwawasan luas, dan memiliki karakter suara berwibawa.

Cara terbaik untuk berlatih adalah dengan membaca berita dengan suara keras. Praktik ini sering untuk membantu Anda merasa nyaman dengan suara Anda sendiri.

Perhatikan:

1. Pacing –“langkah suara” – terlalu cepat? Terlalu lambat? Tepat?
2. Inflection (Infleksi) – “irama/nada suara” -apakah suara Anda hidup dan menarik, atau flat (datar) dan monoton?
3. Concentration (Konsentrasi) – pastikan Anda memperhatikan setiap kata yang Anda katakan; fokus, pahami, sadari.
4. Stumbling –“tersandung”. Jika menemukan kalimat yang tidak enak disampaikan, tulis ulang naskah hingga mendapatkan kalimat yang enak, mengalir, logis, dan dapat Anda sampaikan dengan baik.

Fisiologi
Untuk mengindari “sesak napas” dan air liur “berkumpul” dalam mulut Anda, beberapa hal perlu diingat:

1. Duduk tegak di kursi Anda. Jika membungkuk pasti membuat Anda cepat kehabisan nafas.
2. Ambil nafas sebelum siaran.
3. Lakukan relaksasi, rileks!
4. Baca dan pahami naskah, beri tanda untuk jeda (ambil nafas), penekanan pada kata-kata tertentu.
5. Anda harus tampak sedang berbicara, bukan membaca (spoken reading). Untuk itu, naskah harus dibuat dengan benar –menggunakan bahasa tutur dan dibantu sign-posting (tanda baca khusus).
6. Jika mulut Anda mengumpulkan air liur, jangan takut menelannya. Tapi cobalah untuk tidak melakukannya di tengah-tengah cerita. Lakukan secara diam-diam.
7. Ambil nafas pada awal setiap cerita.

Pengucapan (Pronounciation)
Ini soal kejelasan ucapan Anda. Diksi yang tepat itu penting dalam siaran berita. Mengucapkan atau melafakan kata-kata dengan benar membutuhkan konsentrasi. Salah satu aturan mutlak: selalu baca dan pahami naskah berita sebelum mengudara.

Periksa dan cek ulang penulisan nama dan tempat-tempat; pengucapannya yang benar. Jika perlu, tuliskan cara pengucapannya di dalam kurung di sampingnya, misalnya M-U (baca: EM-YU).

Ucapkan kata demi kata dengan jelas. Berikan penekanan pada setiap suku kata, tanpa berlebihan. Waspadalah! Penyiar berita (newscaster) yang lelah sering gagal mengucapkan kata-kata dengan jelas.

Wasalam, smoga bermanfaat.

Senin, 16 Mei 2011

Siklus Produksi Siaran/Program Acara Radio Komunitas


Tujuan
Membangun pemahaman pengelola radio komunitas tentang siklus produksi program acara radio komunitas, sehingga mampu membuat program yang baik dan tepat bagi komunitasnya. Setiap bentuk media massa tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, juga halnya radiio. Kecepatan-kemampuan menembus atmosfir – bisa diakses disembarang tempat dengan kesamaan waktu- murah – dan mampu untuk digunakan secara interkatif, adalah sebagian dari kekuatan radio.
Produksi program siaran radio adalah proses mentranfer naskah suara, yang ujungnya menjadi suatu hasil nyata dari sebuah ide. Produksi siaran radio pada dasarnya juga merupakan paduan penciptaan gambar suara dengan rangkaian kata-kata – suara- musik dan sound efek menjadi kesatuan yang utuh yang mampu membangkitkan sugesti, emosi maupun imajinasi pendengarnya. Tentu dalam penciptaan program siaran dituntut pula agar selalu mengindahkan kaidah-kaidah etika keradioan serta etika-etika yang ada dimasyarakat.
Sebelum beranjak memproduksi siaran, setiap pengelola radio harus mengenali dulu karakter dari media radio sekaligus mengenali karakter pendengarnya. Dibanding media lain, radio memiliki karakter khas, yang di dalamnya terkandung kekuatan, sekaligus kelemahan. Kekuatan radio sudah diulas di bagian sebelumnya. Dibalik kekuatannya, radio memiliki sejumlah kelemahan dan keterbatasan. Pengelola radio harus mengenali kelemahan tersebut sekaligus mampu menyusun program siaran yang sesuai dengan sifat radio.
Apa kelemahan radio?
1. Kurang detil
Siaran radio hanya dihantarkan dengan suara. Padahal daya ingat manusia sangat terbatas. Karena itu pendengar tidak bisa menerima seluruh isi siaran yang terlalu panjang..
2. Tidak bisa disimpan (didokumentasikan)
Siaran radio bersifat sekali dengar dan tidak tersimpan oleh pendengar. Sebenarnya penyimpanan tetap bisa dilakukan, tapi butuh banyak biaya, alat dan waktu khusus untuk melakukannya.
3. Selintas, Sulit diingat
Karena sifatnya yang tidak bisa disimpan tersebut, radio hanya mengandalkan daya ingat pendengarnya. Bagaimanapun daya ingat manusia sangat terbatas, sehingga hanya sedikit hal yang bisa mereka ingat dari mendengarkan radio.


Apa saja isi siaran radio?
Isi siaran radio terbagi dua: TUTURAN dan MUSIK yang dikemas dalam berbagai jenis acara, yaitu:
Hiburan
• Musik, Lagu, Iklan
• Kuis, Game, Interaktif
• Sandiwara, Bercerita

Informasi
• Berita Pendek
• Berita Kisah (Feature)
• Berita Buletin

# Gabungan Berita dan Hiburan : INFOTAINMENT


Bagaimana karakter pendengar radio?
• Rentang konsentrasi dengarnya pendek, cepat jenuh
• Dapat beralih cepat perhatiannya oleh gangguan orang atau peristiwa di sekitar radio
• Mudah memutuskan untuk mematikan radio
• Tak bisa menyerap informasi banyak dengan sekali dengar
• Lebih tertarik hal-hal yang mempengaruhi kehidupan mereka, kehidupan teman dan tetangga
Selain itu pendengar radio juga:
• Beragam : Massa, berbeda tempat, jenis kelamin, umur, pendidikan (radio tidak bisa memastikan)
• Pribadi : Mereka menyimak radio secara pribadi, jika isi pesan bersifat pribadi akan mudah dicerna
• Aktif : Bila menarik, pendengar akan aktif berpikir bertanya pada diri sendiri, menginterpretasi
• Selektif : Pendengar sangat teliti dalam memilih stasiun dan acara yang disukainya, mereka tidak fanatis


SIKLUS PRODUKSI PROGRAM SIARAN RADIO MELIPUTI:
1. MENGENALI KEBUTUHAN PENDENGAR
Orang mau mendengarkan radio kalau mereka merasa bahwa radio bisa memenuhi kebutuhan mereka. Maka agar program siaran bisa menjawab kebutuhan pendengar, terlebih dahulu harus diketahui apa kebutuhan pendengar terhadap radio. Apa saja informasi yang mereka butuhkan, apa yang bisa mereka dapatkan dengan mendengarkan atau bersiaran di radio. Caranya bisa dengan mengamati kebiasaan warga menggunakan radio. Bisa juga dengan mewawancarai mereka.


2. MERENCANAKAN PROGRAM
Perencanaan adalah tahap paling penting dalam setiap kegiatan, tak terkecuali, membangun radio komunitas. Perencanaan akan menentukan kemana arah radio hendak dibawa, untuk kepentingan siapa mereka ada, apa tujuan bersama yang hendak dicapai, dan sebagainya. Karenanya, sejak tahap perencanaan, warga komunitas sudah harus terlibat.

Tapi warga komunitas kan banyak jumlahnya? Apa semuanya harus ikut? Tentu saja tidak harus semua warga komunitas ikut merencanakan secara langsung. Bayangkan, betapa banyak uang, waktu, tenaga yang dibutuhkan untuk mengumpulkan seluruh warga komunitas yang jumlahnya bisa sampai ribuan orang.


Bagaimana caranya?
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk melakukan perencanaan secara partisipatif secara cepat, murah dan sederhana. Prinsip dasarnya, melibatkan secara langsung sebagian warga komunitas yang dianggap mewakili berbagai kepentingan atau kelompok dalam komunitas dalam perencanaan.

Caranya?
Mengundang mereka dalam pertemuan untuk menyampaikan harapan, pandangan, gagasan, atau permasalahan bersama yang sedang mereka dihadapi. Bisa juga dengan cara mewawancarai sejumlah orang yang dianggap mewakili komunitas untuk meminta pendapat mereka tentang radio komunitas. Cara lainnya, membuat jajak pendapat kepada warga komunitas. Masih ada cara lain? Banyak, dan bisa dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi komunitas setempat. Cara apapun yang dipilih, yang penting adalah membuka kesempatan kepada warga komunitas untuk ikut merencanakan radio komunitas.

Apa saja yang perlu direncanakan bersama?
Disadari atau tidak, setiap radio komunitas pasti mempunyai tujuan atau misi yang hendak dicapai. Jika setiap warga komunitas –melalui perwakilannya- terlibat aktif dalam menyusun tujuan radio, maka kemungkinan besar radio tersebut akan mampu mengakomodir kepentingan bersama, tidak hanya untuk pihak tertentu. Karena itu, yang perlu ditetapkan bersama adalah misi radio. Misi ini yang akan menjadi penentu isi siaran radio.
Contoh:
Misi Radio … adalah menjembatani komunikasi antar warga di Desa …

Apa saja pertimbangan menyusun program siaran?
Setelah misi ditetapkan, tahap selanjutnya adalah menerjemahkan misi tersebut dalam program siaran. Beberapa pertanyaan kunci yang harus dijawab adalah
1. Apa kebutuhan pendengar terhadap radio?
Beberapa pertanyaan bisa diajukan, misalnya:
a. Informasi apa saja yang mereka perlukan?
b. Bidang apa saja yang berkaitan dengan kepentingan mereka?

2. Apa yang diminati pendengar dalam siara radio?
Beberapa pertanyaan bisa diajukan, misalnya:
a. Jenis acara apa saja mereka gemari?
b. Bentuk hiburan apa yang mereka sukai?

3. Bagaimana kebiasaan warga komunitas mendengarkan radio?
Beberapa pertanyaan bisa diajukan, misalnya:
a. Kegiatan apa yang mereka kerjakan sambil mendengarkan radio?
b. Pada jam-jam berapa mereka biasa mendengarkan radio?
Jawaban dari beberapa pertanyaan tersebut bisa dipakai untuk menyusun program siaran radio. Misalnya, berapa jam per hari radio akan siaran? Dari jam berapa sampai jam berapa? Jam berapa waktu yang paling banyak jumlah pendengarnya?
Bagaimana membagi jadwal acara?
Pada waktu jumlah pendengar paling banyak, bisa disiarkan program-program unggulan. Selain pertimbangan banyaknya jumlah pendengar, jenis program juga disesuaikan dengan kenyamanan pendengar.
Misal :
Kalau tengah malam tidak menyiarkan musik yang menghentak-hentak. Kalau acaranya gembira, musiknya jangan yang terkesan sedih.

Bagaimana menentukan nama acara dan sapaan pendengar?
Pendengar biasanya tidak akan mendengarkan semua acara, namun hanya memilih sebagian yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Karena itu mereka perlu dibantu untuk membedakan berbagai mata acara. Setiap jenis acara sebaiknya memiliki nama yang berbeda.
Prinsip :
1. Mudah diingat pendengar
2. Mudah diucapkan penyiar
3. Terdengar akrab dan menggambarkan sifat acara yang disiarkan
Bisa menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah setempat.
Jenis Nama Acara;
• Mengacu kegiatan pendengar : Malam Mingguan Di Radio….
• Mengacu lokasi : Saluran Informasi Warga Timbulharjo
• Mengacu waktu siar : Pagi Gembira
• Mengacu penyiar : Satu Jam Bersama Olan, dan sebagainya
Nama Penyiar
• Nama Asli : Dua kata atau lebih : Ninda Karisa, Rida Imara
• Nama panggilan : Satu atau dua kata, kadang diplesetkan : Bejo, Yuyun, Iwan SARKEM

Menentukan Sasaran Pendengar
Setiap acara sasaran pendengarnya berbeda. Masing-masing kelompok pendengar memiliki karakter yang berbeda, sehingga acara juga harus menyesuaikan dengan karakter mereka. Sasaran pendengar bisa dibagai menurut:
a. Umur : Anak-anak, remaja, dewasa, tua
b. Jenis Kelamin : Laki-laki, perempuan
c. Profesi Petani, Pedagang, Nelayan,
d. Selera Musik : Rock, Pop, Klasik, Lagu Daerah, Dangdut

3. MELAKUKAN SIARAN
a. Membuka siaran
Ucapkan salam, identitas radio (nama radio, frekuensi, lokasi), identitas penyiar, nama acara, dan waktu. Jika acaranya interaktif, undang keterlibatan penyiar

b. Mengakhiri siaran
Berpamitan kepada pendengar, ucapkan salam dan ingatkan kepada pendengar, kapan acara tersebut akan disiarkan kembali.

c. Bagaimana mengatur suara waktu siaran?
Bayangkan Anda sedang bicara dengan sahabat. Dari pribadi ke pribadi, seperti bercakap ramah diselingi “senyuman”. Bayangkan teman anda ada dalam jarak 1 meter. Suara yang baik adalah yang:
1. Jelas pengucapan kata-kata
2. Irama kata tidak monoton (membosankan)
Atur nafas:
Santai saat mulai siaran, tarik nafas panjang, posisi duduk tegak dan diam, hilangkan stress.

Artikulasi Jelas:
Rahang, bibir dan lidah tidak sakit dan terkunci sehingga bisa bergerak dengan leluasa

Mikrofon sebagai “benda hidup:
Ia merekam semua suara dalam studio/lapangan baik yang diinginkan ataupun tidak. Hindari bunyi lain yang bisa mengganggu suara penyiar.

Tekanan
Lakukan jeda nafas pada kata atau kalimat tertentu, beri tekanan suara : keras, lembut pada kata atau kalimat yang memerlukannya


d. Teknik Improvisasi
Improvisasi adalah ketrampilan penyiar berkomunikasi aktif saat siaran dan mengolah narasi inti siaran menjadi tuturan yang hidup di radio.

JENIS TEKNIK CARANYA
1. Dialog Komunikatif, (Heeh, Iya, Siip)
2. Jeda Pendek/2-4 detik, (Bernafas, Diam, Bunyikan Sesuatu)
3. Ekspresi perasaan, (Tertawa, tersenyum, menggeram, teriak)
4. Plesetkan/Selingan Kata, (Variasi istilah suku tertentu seperti Madura,
Menirukan suara binatang atau tokoh populer)
5. Penekanan Kalimat, Kata Pada Teks Yang Dibaca, (Vokal = naik, turun, sedang) (Vokal = manja, serius, loyo)
6. Sapaan/Imbuhan Akrab, (Halo, Hai, Lho, Nih, Donk, dan sebagainya)


Hargai SUARA ANDA!
Cara anda menyuarakan, lebih penting daripada isinya…
• Apakah kata/kalimat diucapkan dengan benar dan jelas?
• Apakah ada penekanan kata atau kalimat secara tepat?
• Apakah suara anda minim variasi, terlalu keras/lembut?

Jangan membaca di hadapan pendengar, bertuturlah:
• Buatlah garis besar apa yang hendak dibicarakan
• Tulis kata-kata kunci pada potongan kecil kertas
Mengucapkan beberapa kata terakhir dengan lembut
(Bila ingin menekankan sesuatu….saya…bicara dengan lembut)
Menggunakan jeda atau penghentikan sementara
(Bila ingin dapat perhatian, maka……… saya berhenti sejenak)
Mengeraskan atau memanjangkan suara pada kata-kata tertentu di awal, tengah atau akhir kalimat
(Bila ingin memberrrikan perhatian lebih, saya haaaaarruss….)

e. Tips bertutur di radio :
1. Kejelasan:
Bahasa yang sederhana, mudah dicerna dan diingat
2. Pengandaian:
Melukiskan sesuatu dengan kata, membuat illustrasi
3. Daya Tarik Emosi:
Menyentuh dimensi perasaan hati, menggugah hasrat
f. Olah Vokal
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia selama udara yang dihembuskan paru-paru tidak ada halangan. Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas vokal seorang penyiar radio :
• Kejelasan ejaan
• Kecepatan bertutur
• Irama dinamis
• Ungkapan perasaan berbahasa
• Improvisasi pribadi dalam bersuara
• Konsentrasi dan keseriusan bersuara


g. Olah Tubuh
• Melenturkan otot dan bagian tubuh lain agar siap siaran. Caranya, dengan lari-lari kecil, gerakan kepala ke kiri dan kanan, Senam mulut : bibir meliuk, Senam mata melirik

h. Olah Rasa
• Membangun ikatan tiga rasa mendasar manusia : sedih, senang dan marah ke dalam irama suara. Caranya, membayangkan peristiwa asli saat membaca teks berita, membayangkan menjadi pelaku atau korban

i. Latihan
• Membaca dengan jelas huruf hidup : A, I, O, E, U
• Membaca kalimat berbentuk pertanyaan-gugatan dengan tekanan yang sama ketika seseorang sedang bertanya
• Membaca narasi pendek berisi kisah sedih atau gembira, berhenti saat nada tinggi, berteriak, menangis…..
• Berceritalah dengan keras didepan cermin, gunakan bibir dan lidah sesering mungkin dalam mengolah suara

j. Sumber-Sumber Kreatif :
• Pengalaman Pribadi
• Pengalaman Radio Lain
• Pengalaman Orang Lain
• Buku, Koran, Internet, dll.
• Tips Kreatif : 3 B (Suka : Baca, Berteman, Bepergian)


4. EVALUASI
Baik acara yang diproduksi individu maupun kelompok harus mendapatkan evaluasi yang meliputi kemasan acara (pembuka-penutup, efek dan kontrol suara, durasi), dan sisi materi acara (1) sumber interaksi, apakah peserta interaksi terseleksi dengan baik, merata (2) topik, sesuaikah dengan situasi nyata yang menjadi kebutuhan pendengar (3) pendekatan komunikasi, apakah satu arah-dua arah (4) aktor-aktor yang terlibat sudahkah memahami masalah dan mengkomunikasikannya dengan baik. Sementara selain evaluasi acara, evaluasi keberadaan stasiun juga perlu dilakukan.

Menurut Cloin Fraser, kajian yang dilakukan pada pendengar adalah wujud pembuktian mereka selaku pemilik radio komunitas. Kajian dengan cara jajak pendapat atau wawancara mendalam meliputi pertanyaan :
1. Apakah stasiun radio tersebut sudah dipandang sebagai sumber informasi bagi komunitas
2. Materi informasi apa saja yang disukai dan bagaimana tingkat kergantungan atas sajian materi itu
3. Apa yang selalu diperbuat pendengar sesudah memperoleh informasi itu
4. Bagaimana kecakapan penyiar
5. Apa saja saran warga komunitas untuk perbaikan dan pengembangan.

EVALUASI ACARA SIARAN
Jenjang Evaluasi
1. Per-Acara (Sebaiknya dilakukan langsung usai acara disiarkan), melibatkan penyiar, pengisi acara, pendengar*)
2. Per-Divisi (Divisi musik/berita, dilakukan mingguan/bulanan), melibatkan kepala divisi, para staf pelaksana program divisi
3. Antar-Divisi (Evaluasi menyeluruh, dilakukan bulanan/tahunan), melibatkan seluruh pengelola radio

Tujuan
1. Mengukur kekurangan materi dan kemasan acara
2. Mengukur disiplin dan kreatifitas pelaksana acara
3. Mengukur dampak acara (reaksi pendengar)

RuangLingkup
Makro :
¨ Konsistensi perencanaan dengan pelaksanaan seluruh acara
¨ Pencapaian dampak acara terhadap pendengar dan pengiklan
¨ Perencanaan strategi dan bentuk acara bulan berikutnya
Mikro :
¨ Kemasan acara (durasi, penelepon, operasionalisasi peralatan)
¨ Materi acara (evaluasi target penyampaian, kendala dan peluang)
¨ Penyiar/Pemandu (vokal, sikap etis-berimbang, improvisasi)

Proses Evaluasi Mendengarkan terlebih dahulu paket acara yang disiarkan
• Analisis isi acara (materi yang tersampaikan, kecakapan pengisi)
• Analisis kemasan acara (pemanduan, kualitas audio, durasi)
• Pembenahan dan rencana pengembangan acara selanjutnya


MATERI TAMBAHAN
Metoda Penyusunan Term Of Reference (TOR)
Dalam penulisan atau penyusunan Term of Reference (TOR) harus memperhatikan, berisi atau memuat beberapa hal penting. Penyusunan Tor juga ditentukan dengan bentuk kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan. Kegiatan tersebut misalnya untuk pelaksanaan kegiatan penelitian, workshop atau kegiatan lainnya. Dalam penyusunan TOR, misalnya untuk kegiatan workshop bisanya berisikan beberapa diantaranya :
1. Pendahuluan
Bagian ini berisi tentang latar belakang kegiatan yang direncanakan atau permasalahan yang akan diangkat dalam suatu kegiatan kerja atau penelitian.

2. Agenda
Bagian ini memuat tentang barbagai tujuan dari akan diadakannya suatu kegiatan atau pekerjaan yang akan dijalankan.

3. Target
Pada bagian ini, ToR berisikan tentang hasil yang akan dicapai, persiapan yang perlu dilakukan serta tim yang diharapkan akan menjalankan program.

4. Waktu
Adalah waktu pelasanaan kegiatan, Misalnya kegiatan akan dilakukan pada tanggal…..bulan…..tahun….

5. Tempat
Lokasi akan dilakukannya kegiatan tersebut, apakah kegiatan akan dilakukan di hotel, di wisma atau lokasi lain. Pemberitahuan tempat menjadi sangat penting, karena bagi peserta untuk menemukan lokasi/tempat yang telah ditentukan.

6. Peserta/ pelaksana
Adalah pihak yang akan mengikuti atau menjalankan suatu kegiatan yang telah ditentukan tersebut
7. Akomodasi
Panitia atau pelaksana sebuah kegiatan, dalam ToR yang ditulisnya.

Sabtu, 14 Mei 2011

Logo Jayagiri Broadcaast dan jayagiri fm



Private announcer (penyiar harus Mengerti dan memahami apa yang diinginkan pendengarnya)

Saya ingin manambahkan sedikit ilustrasi saat penyiar melakukan tugasnya. Dalam beberapa tulisan, saya setuju dengan cara penyampaian informasi oleh seorang penyiar secara one by one kepada pendengar. Artinya bahwa penyiar memvisualisasikan dirinya sedang berbicara kepada seorang pendengar atau sekelompok kecil pendengar, bukan kepada banyak pendengar saat berbicara atau menyampaikan informasi kepada pendengar.

Hal ini bertujuan untuk menyentuh pendengar secara personal, dan bila ini divisualisasikan, bagi pendengar akan terasa bahwa penyiar sedang berbicara kepada diri pendengar. Dan pendengar pun akan merasa sedang diajak berbicara secara pribadi. Bagi seorang yang sudah menjadi penyiar, hal ini akan mudah dibayangkan.

Sentuhan pribadi bagi pendengar akan terasa nyaman, bila diperlakukan secara private, dan akhirnya dapat mensugesti pendengar dengan apa yang disampaikan seorang penyiar. Salah satu caranya adalah mengenal dan memahami target audience. Siapa yang diajak berbicara, dan apa yang sedang dibicarakan. Pemilihan kalimat untuk bertutur kata dalam penyampaian informasi secara personal juga dibutuhkan sense sendiri oleh penyiar. Dalam hal ini secara luas, bahwa perbaikan dari dalam diri penyiar ( akhlak, emosi, dan kepandaian mengolah kalimat ) sangat ditonjolkan. Bagaimana seorang penyiar akan bertutur kata yang baik, jika dalam diri penyiar tidak dapat diandalkan. Atau ke “actor” an seorang penyiar sangat diperlukan, untuk memperlakukan pendengar secara private, dan diharapkan dapat mensugesti pendengar.

Hal ini juga bermanfaat bagi seorang penyiar yang baru mengalami masa siaran. Biasanya akan grogi, karena dirinya membayangkan akan berbicara dengan banyak orang. Akan lebih mudah bila penyiar membayangkan dirinya sedang berbicara dengan seorang teman dekat yang sudah dikenalnya, tentunya dengan cara bertutur kata yang baik dan sesuai dengan rule perusahaan (bahasa siar, tempo/speed, dll).

Radio adalah produsen, dimana pendengar adalah konsumen. Seorang konsumen akan merasa nyaman bila diberikan service yang terbaik. Banyaknya competitor dalam dunia bisnis, dengan persaingan harga dan penawaran barang atau jasa yang inovatif, membuat konsumen pun pandai memilih produsennya. Dan jatuhnya pilihan konsumen salah satunya adalah service yang memuaskan. Pendengar akan memilih penyiar yang mampu memperlakukannya secara private. Mengerti dan memahami apa yang diinginkan, pun saat kita bertutur kata….

Catatan :
segala sesuatu dimulai dengan meniru (yang baik ataupun yang buruk), sama seperti di saat kita kecil dulu….iya kan?!

bagaimana bisa mendapatkan / menghapalkan / dan menggunakan vocabulary kata2 yang ada di dalam kepala untuk siaran memerlukan 1 hal, JAM TERBANG, tapi tentunya didukung oleh banyak items…
-kemampuan individu
-pengembangan diri
-berani salah dan bisa memperbaiki
-mengakui kesalahan diri sendiri
-dst / dll / dsb / etc.

meniru boleh, tapi setelah itu anda harus dapat menemukan “diri” anda sendiri untuk siaran, karena image diri anda-lah yang membedakan anda dengan individu lain di bumi ini…
jangan pernah puas dengan pujian…
belajarlah dari cacian dan masukan dari pendengar2 anda!!!!

Kiat marketing

pemasar sosial pertama kali sering merasa kewalahan oleh riset pasar yang ketat proses yang mereka lihat dalam program-program skala besar lainnya. Mereka mungkin ragu-ragu untuk menggabungkan kegiatan pemasaran sosial dalam program mereka sendiri, tidak yakin apakah mereka memiliki sumber daya dan keahlian untuk melakukan proyek semacam itu. Sepuluh tips berikut ini dirancang untuk membantu mereka yang baru ke lapangan untuk memahami prinsip-prinsip dasar pemasaran sosial, dengan saran-saran praktis tentang bagaimana menerapkan konsep-konsep ini dalam setiap jenis program.

1. Berbicara dengan pelanggan Anda.
Kunci untuk pemasaran sosial yang efektif adalah berbicara (dan mendengarkan!) Kepada orang-orang Anda mencoba untuk mencapai pemasaran sosial adalah suatu proses. Semua aspek dari program Anda harus dikembangkan dengan keinginan dan kebutuhan kelompok sasaran sebagai titik sentral. Dalam rangka untuk mempelajari apa yang pelanggan Anda inginkan, Anda harus bertanya kepada mereka!
Sebuah kecerdikan kecil mungkin diperlukan untuk menemukan cara-cara murah dan mudah mengumpulkan informasi. Ini mungkin yang sederhana seperti pergi ke tempat orang dan berbicara dengan mereka. Misalnya, duduk di ruang tunggu dan berbicara dengan orang yang menunggu untuk menggunakan jasa Anda. Pergi ke mal setempat untuk berbicara dengan remaja berkumpul di sana. Pergi ke laundromat dan berbicara dengan orang saat mereka menunggu pakaian mereka. Tanyakan kepada mereka jika mereka tahu organisasi Anda dan apa yang Anda tawarkan. Lihat bagaimana mereka berbicara tentang pengalaman mereka telah dengan masalah Anda dan mencari tahu apa yang mereka butuhkan untuk membantu mereka menggunakan jasa Anda atau melakukan perilaku Anda mempromosikan. Anda akan terkejut melihat bagaimana orang-orang bersedia untuk berbicara tentang diri mereka dan bagaimana mereka senang untuk diminta pendapat mereka.

2. Segmen audiens Anda.
pemasar yang baik tahu bahwa tidak ada hal seperti menjual kepada masyarakat umum. Pria dan wanita, orang dewasa dan remaja merespon secara berbeda terhadap pendekatan-pendekatan tertentu. Untuk menjadi paling efektif, Anda perlu untuk khalayak target segmen Anda menjadi kelompok-kelompok yang adalah sebagai mirip satu sama lain mungkin dan untuk membuat pesan khusus untuk setiap segmen. atribut khas untuk segmentasi termasuk jenis kelamin, usia, lokasi geografis dan ras / etnis.
Sebagai contoh, daripada menargetkan semua remaja, program pencegahan merokok mungkin fokus pada anak perempuan Afrika Amerika antara usia 12 dan 18 yang tidak pernah merokok. Sebuah program pencegahan merokok untuk pria paruh baya yang mantan perokok akan menggunakan pendekatan yang sangat berbeda. Tentu saja, orang masih sangat bervariasi dalam segmen ini, tetapi lebih spesifik Anda bisa mendapatkan, semakin besar dampak potensial Anda.
Segmen penonton yang ditargetkan tidak selalu orang yang sama alamat kampanyeJika penelitian anda menunjukkan orang yang ingin Anda mencapai lebih cenderung untuk mendengarkan anggota keluarga mereka atau dokter, Anda mungkin memiliki lebih sukses dengan pesan kepada kelompok-kelompok sekunder mendesak mereka untuk berbicara tentang masalah dengan orang yang perilakunya akhirnya Anda ingin berubah. Sebuah organisasi nirlaba mungkin memiliki beberapa penonton yang dibutuhkan ke alamat: nya "pelanggan," lembaga donor, media, pembuat kebijakan dan dewan direksi. Masing-masing kelompok ini membutuhkan strategi pemasaran sendiri.

3. Posisi produk Anda.
Dalam pemasaran sosial, produk kami seringkali sulit untuk mempromosikan karena tinggi "harga.". Produk seperti perilaku dan sikap memerlukan komitmen jangka panjang dan tidak menjual semudah bar sabun atau mobil. Biaya produk pemasaran sosial seringkali termasuk waktu seseorang dan usaha (untuk menghadiri kelas atau layanan menggunakan), pemberian sesuatu yang dia suka (makanan lemak tinggi), malu atau ketidaknyamanan (membeli dan menggunakan kondom), atau ketidaksetujuan sosial (menolak peer tekanan untuk merokokkita perlu mengakui potensi masalah tersebut dan alamat mereka.
Anda menentukan bagaimana orang-orang di audiens target Anda berpikir tentang produk Anda dibandingkan dengan kompetisi.. Sama seperti berbagai merek rokok RUU diri sebagai segar, yang paling menyenangkan, yang paling atletis, yang paling mahal, classiest, atau yang paling feminin, produk Anda perlu diposisikan dalam kaitannya dengan alternatif.
Produk posisi biasanya didasarkan pada baik manfaat dari produk (apa yang akan ia lakukan untuk saya?) atau penghapusan hambatan (bagaimana sulit untuk aku lakukan?). Dengan berbicara tentang produk Anda dengan target audiens, Anda dapat mempelajari manfaat yang mereka nilai paling dan kendala yang mereka meramalkan. Sebagai contoh, perempuan mungkin merasa bahwa menyusui adalah cara untuk ikatan dengan bayi mereka, lebih sehat, dan membuat mereka ibu yang lebih baik. Namun, mereka juga mungkin berpikir bahwa menyusui tidak cocok dengan kehidupan mereka, adalah sulit untuk dilakukan, dan menyakitkan. Dalam kasus ini, sebuah program baik dapat mempromosikan dan memperkuat aspek-aspek positif dari menyusui atau menyediakan cara untuk berkeliling hambatan, dengan menjelaskan cara bekerja menyusui ke dalam jadwal sibuk dan mengajar cara yang tepat untuk melakukannya untuk menghindari ketidaknyamanan.

4. Tahu pesaing Anda.
Di sektor komersial, perusahaan-perusahaan sukses mengawasi setiap langkah pesaing mereka buat. Mereka tahu lingkungan mereka menjual intim dan siap untuk bereaksi secepat perubahan kondisi. pemasar sosial juga perlu menyadari pesan yang bersaing menarik khalayak target mereka. kompetisi produk Anda mungkin akan produk lain, seperti kentang goreng versus buah, atau mungkin kinerja yang tidak bagus dari perilaku Anda mempromosikan; tidak bertindak hampir selalu lebih mudah daripada mengadopsi perilaku baru Produk Anda harus lebih menarik dibandingkan dengan alternatif untuk dapat diterima.
Sama seperti Coke menciptakan strategi pemasaran berdasarkan apa Pepsi lakukan, kita dapat mengambil keuntungan dari taktik pesaing kami untuk mempromosikan produk kita sendiri. Banyak kampanye kesehatan yang berhasil melawan tembakau dan alkohol telah diparodikan rokok terkenal dan slogan bir, membuat iklan yang menarik perhatian kita karena twist baru mereka pada gambar akrab.
faktor lingkungan lain juga dapat mempengaruhi reaksi orang untuk program anda. Politik Perubahan mungkin memerlukan pendekatan baru, berita acara dapat mengubah konteks di mana orang mendengar pesan Anda, dan kerja yang dilakukan oleh organisasi lain di bidang Anda dapat mempengaruhi bagaimana Anda menggambarkan pesan Anda. Anda harus dapat memantau perubahan-perubahan dalam lingkungan dan menyesuaikan program anda sesuai.

5. Pergi ke mana audiens Anda.
Orang tidak akan keluar dari jalan mereka untuk menemukan pesan Anda. Anda harus menempatkan pesan Anda di tempat audiens target Anda akan menghadapi. Ketika Anda berbicara dengan pelanggan Anda, tanyakan kepada mereka di mana mereka mendapatkan berita mereka, apa stasiun radio yang mereka dengarkan, ke mana mereka pergi di waktu luang mereka.
Jika Anda mengetahui bahwa audiens target Anda cenderung untuk membaca koran lokal, menempatkan iklan Anda di sana dan bekerja dengan wartawan bahwa kertas untuk mendapatkan cakupan masalah Anda. Jika orang-orang di audiens Anda adalah orang yang melakukan belanja bahan makanan, bekerja sama dengan supermarket lokal untuk menaruh informasi tentang makan yang sehat di toko mereka. Jika orang yang Anda targetkan seperti jenis musik tertentu, pergi ke konser rock dan pingsan materi Anda. Bawalah van mamografi mobile untuk worksites orang.
Anda dapat penelitian demografi penonton outlet media lokal (misalnya, televisi, radio, surat kabar) dalam rangka untuk mencocokkan karakteristik kelompok sasaran Anda dengan media favorit mereka. Batas hanya untuk mencapai audiens Anda sejauh mana kreativitas Anda.

6. Memanfaatkan berbagai pendekatan.
Program yang paling efektif menggunakan kombinasi dari media massa, masyarakat, kelompok kecil dan kegiatan individu. Ketika sebuah pesan yang sederhana dan jelas ini diulang di berbagai tempat dan format seluruh masyarakat, itu lebih mungkin untuk dilihat dan diingat.
Program pemasaran sosial mungkin berisi iklan televisi dan radio, iklan cetak, acara komunitas, kontes poster, hadiah dari produk atau kupon untuk layanan Anda, hotline bebas pulsa untuk konseling individu atau arahan, atau kelas tentang topik Anda ditawarkan dalam masyarakat. Berbagai pendekatan yang digunakan akan tergantung pada anggaran program anda dan apa yang akan paling efektif dengan target audiens. Tidak peduli apa yang Anda lakukan dalam kampanye Anda, cobalah untuk tetap satu "terlihat" utama dan slogan, atau orang-orang mungkin tidak menyadari semua bagian berasal dari organisasi Anda. Konsistensi dan kontinuitas merupakan kunci untuk kampanye sukses.

7. Gunakan model yang bekerja.
Seperti bidang apapun, sosial pemasar program-program desain menggunakan model yang paling efektif dan berguna yang tersedia bagi mereka. Dalam satu model yang menggabungkan elemen dari beberapa teori kesehatan mapan perilaku ("Tahapan Perubahan"), orang bergerak melalui beberapa langkah dalam kontinum sebelum mengadopsi perilaku baru.
Pada tahap pertama, precontemplation, seseorang mungkin tidak merasa berisiko untuk kondisi atau berpikir perilaku yang relevan padanya. Orang-orang pada tahap pertama ini harus dibuat sadar akan masalah dan faktor-faktor risiko yang mungkin untuk pindah ke tahap berikutnya, kontemplasiUntuk pindah dari kontemplasi ke tindakan, pesan harus mempromosikan manfaat dari melakukan perilaku dan meminimalkan biaya yang dirasakanPada tahap ini, perilaku harus digambarkan sebagai sesuatu yang banyak orang lain lakukan dan setuju dengan; pesan keterampilan-bangunan dan demonstrasi dari perilaku oleh orang lain yang mirip dengan sendiri akan membantu mereka pindah ke tindakan. Begitu mereka telah mencoba perilaku, tahap terakhir dan seringkali yang paling sulit adalah pemeliharaan. Motivasi dan pesan penguat yang diperlukan untuk mencegah kambuh ke tahap kontemplasi.
Model ini menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk segmentasi target audiens. A Suatu program dapat alamat orang di setiap tahap selama periode waktu atau hanya memilih orang-orang pada tahap tertentu dari proses tersebut.

8. Uji, uji, uji.
Seluruh produk, materi promosi, dan jasa Anda mengembangkan program Anda harus diuji dengan audiens target Anda untuk mengukur efektivitas potensi mereka. pemasaran sosial mengakui bahwa pelanggan adalah para pakar tentang apa yang terbaik untuk mereka. Bahkan pikiran terbaik di Madison Avenue menguji gagasan mereka dengan konsumen mereka (dan akibatnya menghindari banyak menghabiskan uang pada konsep yang tidak bekerja).
Salah satu metode yang paling terkait dengan pemasaran sosial adalah kelompok fokus. Hal ini melibatkan menyatukan 8 sampai 12 orang dengan karakteristik tertentu yang relevan dengan program tersebut dan memimpin mereka melalui diskusi terfokus pada topik tertentu. Kelompok fokus bisa digunakan untuk belajar bagaimana orang-orang dalam kelompok sasaran berpikir tentang masalah dan mengapa, bahasa yang mereka gunakan untuk berbicara tentang masalah ini, dan reaksi mereka untuk pesan, atau materi Anda mengembangkan.
Survei adalah metode yang lebih digeneralisasikan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat, sikap dan perilaku mengenai topik tertentu. Mereka bekerja dengan baik bila Anda memiliki pertanyaan yang sangat spesifik yang tidak memerlukan responden untuk menjelaskan jawaban mereka (misalnya, "ya" atau "tidak" pertanyaan). Ini tidak harus sangat rumit, tetapi memerlukan perawatan dalam administrasi dan interpretasi.

9. Membangun kemitraan dengan sekutu kunci.
Sama seperti kekuatan paduan suara berasal dari serikat nya banyak suara, pesan yang kuat memerlukan kelompok seluruh masyarakat untuk bersama-sama dalam upaya terkoordinasi. Organisasi yang peduli dengan masalah Anda bisa menyanyi melodi bersama dengan Anda, sedangkan kelompok lain - media, sekolah, bisnis, instansi pemerintah - dapat memberikan harmoni, melengkapi usaha Anda melalui keterlibatan mereka. Dengan penyatuan sumber daya dengan organisasi lain yang bekerja menuju tujuan yang sama, Anda dapat memiliki dampak yang lebih besar serta akses ke pemirsa baru.
Membangun hubungan dengan orang-orang kunci dan organisasi yang memiliki potensi untuk menarik perhatian dan kredibilitas untuk program andaAnda dapat mengembangkan hubungan yang menguntungkan dengan para wartawan yang meliputi masalah Anda di media utama; cerita pitch kepada mereka dengan sudut berita segar, menyediakan mereka dengan lembar fakta atau daftar ahli mereka dapat menghubungi untuk kisah mereka, dan akan tersedia ketika mereka meminta informasi Sertakan politisi lokal Anda dalam aktivitas untuk membantu mereka memahami dan mendukung masalah Anda. usaha Undangan untuk mensponsori proyek Anda, bertukar publisitas perusahaan yang positif untuk dukungan keuangan merekasekutu potensial lainnya termasuk asosiasi profesi, organisasi pelayanan lokal (misalnya, Kiwanis, Rotary Club), kelompok agama dan koalisi masyarakat yang ada.

10. Lihat apa yang dapat Anda lakukan waktu mendatang yang lebih baik.
Landasan pemasaran sosial adalah evaluasi - menentukan apa yang Anda capai sehingga Anda dapat menggunakan informasi tersebut untuk meningkatkan program Anda. Evaluasi terjadi sepanjang proses pemasaran sosial.. Saat Anda mengembangkan program anda, anda perlu menguji dan menyempurnakan pesan Anda atau produk dengan anggota kelompok sasaranKetika program ini dilaksanakan, anda perlu memonitor kegiatan untuk menilai apakah mereka terjadi seperti yang direncanakan. Berapa banyak brosur disebarkanBerapa banyak media "hits", atau menyebutkan dari program Anda, apakah Anda mencapai? Apakah orang-orang dalam audiens target Anda orang-orang yang menggunakan program Anda? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan memberitahu Anda apakah Anda perlu melakukan penyesuaian saat Anda memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Pertanyaan besar, meskipun, adalah: Apakah Anda membuat perbedaan? Ada dua cara ini dapat dijawab. Salah satunya adalah dengan melihat apakah anggota kelompok sasaran yang terlibat dalam perilaku yang diinginkan sebagai hasil dari program ini. Hal ini dapat ditentukan secara kuantitatif melalui penelitian survei dengan orang-orang yang berpartisipasi dalam program ini atau yang terkena pesan.
Cara kedua membutuhkan perspektif jangka panjang, menyelidiki apakah melakukan perilaku yang disebabkan perubahan yang diinginkan (misalnya, penurunan mortalitas yang terkait dan / atau morbiditas). Dampak sebenarnya dari program pemasaran sosial sulit untuk menilai secara akurat. Dapatkah pengumuman layanan publik mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung? Mungkin tidak, tetapi banyak upaya-upaya tersebut dapat menggabungkan secara sinergis dari waktu ke waktu. Satu-satunya cara untuk membentuk suatu hubungan sebab-akibat antara program pemasaran sosial dan perubahan perilaku dan hasil kesehatan adalah untuk melakukan studi intervensi masyarakat. Di tingkat apa pun Anda melakukan evaluasi, informasi yang diperoleh harus digunakan untuk meningkatkan program anda di masa depan.