Jumat, 03 Juni 2011

Era Baru Radio Berita

Baru menikmati udara bebas pasca reformasi 98, radio berita saat ini harus berpikir keras untuk menarik pendengar yang hanyut diterjang banjir informasi. Tidak bisa dipungkiri, jumlah radio saat ini bertambah banyak dengan berbagai pilihan format siaran, demikian juga media lain pun banyak bermunculan, mulai tv nasional dan lokal, banyak pilihan tv berlangganan, koran nasional dan lokal, hingga internet mulai dari portal berita sampai blog dan social media yang memungkinkan semua orang dengan mudah mengakses informasi dan menjadi publikator berita serta jurnalis warga.

Beberapa tahun lalu, radio masih menjadi salah satu sumber informasi, terutama di daerah. Pada saat itu, kita menyajikan berita dengan runtut, komplit dilengkapi suara narasumber dan sebagainya. Namun sekarang, apakah radio cukup hanya menyajikan informasi dalam bentuk yang sama seperti beberapa tahun lalu? Jawabnya tidak. Mungkin hal ini belum terjadi, tapi besar kemungkinan akan terjadi. Keunggulan radio menyajikan informasi dengan cepat yang tak terpungkiri, saat ini telah tersaingi oleh kecepatan berita internet. Kondisi ini memaksa kita untuk tidak bisa berlama-lama bermain di kolam yang sudah keruh dengan menyajikan konten berita dalam kemasan baru.

Seiring dengan perubahan lingkungan dan kebiasaan pendengar, radio berita harus keluar dari tatanan berita yang konservatif. Sebenarnya pilihan bagi sebuah radio berita tidak hanya sekedar menjadi yang terlengkap dan tercepat. Kita bisa memberikan laporan mendalam, mengambil sudut pandang berbeda, mengemasnya dalam bungkus yang lebih “entertaining” dan lain sebagainya. Kita pelu memikirkan konten acara berita dari sudut pandang “need” pendengar, hindari menyajikan informasi dari “maunya” kita. Perlu kita ingat, bahwa tidak semua pendengar membutuhkan informasi yang sama. Perbedaan demografi dan psikografi pendengar mempengaruhi kebutuhan berita mereka.

Sebagai pelengkap kita juga bisa memanfaatkan situs social media yang ada, seperti menyediakan fasilitas on demand baik di website, blog maupun facebook, melengkapinya dengan berbagai hal yang tidak tersentuh oleh radio atau media lain, hingga membiarkan pendengar melengkapinya menjadi sebuah informasi yang lebih utuh. Melalui kolaborasi dengan new media, kita bisa melengkapi siaran berita kita dengan apapun mulai dari text, audio hingga visual baik foto, maupun video serta berbagai tambahan informasi dari pendengar. Bahkan dengan menggunakan twitter, informasi yang kita sampaikan telah mengabaikan aturan 5w 1h dan menganut aturan 140 karakter. Berbagai hal inilah yang tanpa disadari membuat radio keluar dari tatanan berita yang konservatif.

Sudah bukan jamannya lagi pendengar dipaksa duduk manis mendengarkan buletin berita dalam durasi yang panjang. Berita radio bukanlah sekedar berita, melainkan informasi apapun yang diinginkan pendengar kita untuk didengar. Berkreasilah. libatkan pendengar dan jangan ragu untuk keluar dari jalur agar program berita di radio kita tetap dapat dinikmati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apa pendapat anda tentang blog ini....