Senin, 17 November 2008

RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA INTERAKSI WARGA

RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA INTERAKSI WARGA

Dalam mewujudkan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan upaya mendorong system informasi yang sesuai dengan keberadaan masyarakat media komunikasi dan informasi sangat diperlukan keberadaanya sekaligus sebagai wahana pencapaian Demokratisasi Komunikasi yang selama ini terpenggal oleh segelintir kepentingan yang menyesatkan masyarakat.

Di era transparansi ini masyarakat perlu menumbuhkan partisipasinya dalam menyikapi berbagai hal yang menyangkut keberlangsungan kehidupan masyarakat baik di lingkungan masyarakatnya itu sendiri (daerah) ataupun yang berhubungan dengan kebijakan yang keluar dari pemerintah pusat, daerah, sampai tingkat kelurahan dan kecamatan.
Perubahan paradigma, perubahan pola pikir serta perubahan pola interaksi antar warga merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang partisipatif. Banyak program yang di buat oleh pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang apresiatif dan emansipatoris tapi kenyataannya kabur dan kesan yang muncul adalah sia-sia belaka, menimbulkan efek tak percaya terhadap pemerintah. Sementara masyarakat membutuhkan informasi yang jelas baik tentang program untuk kepentingan peningkatan taraf hidup mereka ataupun yang lainnya, disini masih terlihat jelas transfaransi belum terwujud di masyarakat (masih ada yg memanfaatkan moment demi keuntungan sendiri). Lain lagi di lingkungannya masyarakat lebih mengenal karakter daerah dan masyarakatnya sendiri, hal ini merupakan kekuatan dalam upaya membangun kehidupan yang demokratis.

Perubahan tersebut akan menjadi angan-angan ketika tidak ada gerak yang konkrit di masyarakat, hadirnya media Radio Komunitas yang hadir di daerah-daerah memberikan nuansa baru dalam tatanan media komunikasi dan informasi, terlepas dari pendiriannya seperti apa, peran media ini sangat memberikan pengaruh besar dalam lingkungan masyarakat, awal dari kirim salam, memutarkan lagu, memberikan informasi kematian, informasi seputar daerahnya menunjukan bahwa media ini digunakan dengan baik oleh warga sekitar, pantas apabila media ini disebut media interaksi warga. Apabila kita ingat lagi perjuangan yang di lakukan oleh Bung Tomo dalam membakar semangat rakyat Indonesia melawan penjajah, yang dilakukannya adalah propaganda melalui radio. Ya, media radio pun merupakan alat komunikasi yang bisa memberikan perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat khususnya Radio Komunitas.

Untuk menuju perubahan perlu mengorganisir masyarakat dengan baik, saatnya arus bawah memberikan perubahan yang baik dalam tata kelola pemerintahan, cukup sudah pencekokan yang dialami masyarakat selama ini. Hegemoni masyarakat dahulu kala adalah salah satu senjata ampuh untuk membungkam masyarakat mengeluarkan pendapat sehingga menimbulkan efek mematikan dalam mengafresiasikan apa yang sesungguhnya diinginkan oleh masyarakat. Bukan saatnya lagi hegemoni ini dilakukan dalam era modernisasi, dalam hal ini hegemoni informasi hanya akan membodohi masyarakat dari apa yang seharusnya menjadi pengembangan serta pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang tahu akan diri dan lingkungannya serta ikut andil dalam kebijakan kebijakan yang akan mengatur kehidupan masyarakat itu sendiri. Perlu kiranya diketahui oleh pemangku kebijakan penyiaran dan teknis dalam dunia penyiaran khusunya radio, bagaimana pentingnya Radio Komunitas serta manfaat yang akan di peroleh dari hadirnya media ini di masyarakat. Hadirnya Media ini merupakan media alternative bagi warga dalam mendapatkan informasi yang layak dalam mengelola informasi yang ada di lingkungannya serta mengolah informasi yang hadir dari luar, media ini pun merupakan filter dari menjamurnya informasi, sehingga bisa menjadi informasi yang bermanfaat di masyarakat.
Hadirnya Radio Komunitas tidak sembarang seperti apa yang dituduhkan oleh mereka yang merasa terganggu dengan kehadiran media ini. Undang-Undang 32 tahun 2002 tentang Penyiaran telah mangakui keberadaan media ini, hadirnya PP No 51 dan 52 tahun 2005 mempertegas keberadaannya, termasuk KepMen No 15 tahun 2003 tentang pengaturan alokasi frekuensi untuk Radio Komunitas, sekaligus juga perlu diingat dalam pasal 28 f dikatakan bahwa “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan segala jenis saluran yang tersedia”.

Apakah pantas mereka yang merasa terganggu, mengatakan bahwa media ini hanya menurunkan kualitas siaran? Bukan saatnya lagi pemerintah yang mengurusi udara melakukan pemaksaan secara sepihak dengan menghadirkan aturan-aturan yang bukannya menyelesaikan masalah, malahan memperumit dan seakan menghambat proses Demokratisai komunikasi dalam dunia penyiaran Indonesia

Jumat, 14 November 2008

Teknik Dasar Wawancara

Wawancara
• Wawancara merupakan unsur penting dalam proses pembuatan berita
• Sebuah berita yang baik, pasti memerlukan wawancara
• Hasil wawancara dapat disiarkan, atau digunakan hanya untuk mendapat informasi latar belakang.
• Setiap wartawan wajib mengetahui, memahami dan menguasai teknik-teknik melakukan wawancara yang efektif.


Tujuan Wawancara
Untuk mendapatkan fakta, alasan, komentar dan pandangan dari sumber berita mengenai suatu peristiwa atau keadaan, dalam kata-kata yang disuarakan si sumber berita itu sendiri.


Pedoman Wawancara
1. Tempatkan diri Anda dalam kedudukan yang setara dengan narasumber.
2. Ingat bahwa kapasitas Anda sebagai reporter, bukan sebagai hakim.



Wawancara yg baik
1. Lontarkan pertanyaan yg kira2 ingin ditanyakan pendengar
2. Pertanyaan harus logis, mengalir lancar dari pertanyaan satu ke pertanyaan berikutnya
3. Dengarkan!! Perhatikan informasi2 penting dan mintalah kejelasan
4. Selalu fleksibel. Siap menghadapi hal-hal yg tak terduga, juga kejutan
5. Jangan biarkan pertanyaan Anda tak terjawab. Jangan menyerah sebelum mendapat jawaban lengkap
6. Ingatlah selalu FOKUS dgn arah/tujuan wawancara Anda. Jangan ikuti narasumber
7. Mulailah bertanya dengan menggunakan 5W 1H: SIAPA, APA, DI MANA, KAPAN, BAGIMANA dan MENGAPA?
8. Pertanyaan harus jelas, sederhana dan langsung ke sasaran

Mengenali Kebutuhan & Partisipasi Warga Dalam Rakom

Mengenali Kebutuhan & Partisipasi Warga Dalam Rakom
MENYEDIAKAN INFORMASI SESUAI KEBUTUHAN KOMUNITASNYA TERUTAMA BAGI KELOMPOK-KELOMPOK TERABAIKAN:
1. ORANG-ORANG TERTINGGAL SECARA EKONOMI
2. PEREMPUAN DAN SEBAGAINYA
ADALAH SALAH SATU TUJUAN UTAMA RADIO KOMUNITAS YANG KITA DIRIKAN


Program Siaran
Program acara adalah rangkaian acara sepanjang hari

Fungsi Program
1. “Mengikat” atau “menangkap” pendengar.
2. Sarana promosi

Mengapa Harus Terprogram...???
Agar pendengar mudah mengenali acara yang diinginkannya, pasti ada setiap waktu tertentu

Dasar Pemikiran Program
1. Visi stasiun
2. Misi stasiun
3. Segmentasi pendengar
4. Format siaran
5. Positioning
6. Kebutuhan pendengar
7. Keinginan pendengar
8. Kesenangan pendengar
9. Kebiasaan mendengar
10.Tujuan stasiun radio
11.Kemampuan stasiun radio
12.Pikirkan yg dilakukan “pesaing”
13.Kesenangan “sponsor”


SASARAN PERUBAHAN YANG DITUJU OLEH INFORMASI BERKAITAN DENGAN PROSES MENTAL
a. KESADARAN
b.PENGETAHUAN
c. KEPERCAYAAN
d. PERSEPSI
e. MOTIVASI
f. KEPERDULIAN
g. PERASAAN
h. PEMAHAMAN

Kegiatan Manajerial
1. Merencanakan
2. Mengorganisir
3. Mengatur
4. Koordinasi
5. Kontrol / pengawasan